Terbantu Kenaikan Harga Minyak dan Efisiensi, Setoran Hulu Migas Lampaui Target

- Kamis, 28 Oktober 2021 | 15:00 WIB

BALIKPAPAN - Membaiknya harga minyak dunia berhasil dimaksimalkan oleh kinerja hulu minyak dan gas bumi (migas). Hingga Kuartal III 2021, mereka memberikan setoran kepada negara sebesar Rp 136,8 triliun (kurs 1 USD = Rp 14.350) atau setara dengan 131 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021.

“Kami bersyukur pada kuartal III 2021 ini, salah satu KPI (key performance indicator) SKK Migas yakni penerimaan negara telah tercapai, bahkan melebihi target. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholders atas dukungan serta kerja sama yang baik sehingga industri ini berhasil memberikan penerimaan negara yang optimal di masa pandemi,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Selasa (19/10).

Dwi menambahkan, optimalnya penerimaan negara dari hulu migas tidak lepas dari harga minyak dunia yang berangsur membaik dan juga efisiensi kegiatan operasi hulu migas yang dilakukan. Dimulai pertengahan 2021, harga ICP (Indonesian Crude Price) mulai mengalami kenaikan hingga per September ini mencapai USD 72,2 per barel.

“Tentunya kita semua berharap membaiknya harga minyak dunia ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pelaku usaha hulu migas agar gairah investasi dapat kembali menggeliat setelah sempat lesu pada 2020 lalu. Tidak hanya harga minyak dunia, diprediksi harga LNG juga cenderung meningkat hingga kuartal I 2022 seiring dengan peningkatan kebutuhan energi dunia,” lanjut Dwi.

Untuk capaian lifting migas nasional per kuartal III 2021, Dwi menyebutkan capaian saat ini adalah 1.640 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) dengan rincian lifting minyak sebesar 661 ribu barel minyak per hari (BOPD), atau 93,8 persen dari target APBN yang ditetapkan untuk tahun ini sebesar 705 ribu BOPD. Sedangkan lifting gas sebesar 5.481 MMSCFD (standar kaki kubik per hari) dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD atau tercapai 97,2 persen.

Sementara investasi di hulu migas juga meningkat seiring dengan membaiknya harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional, saat ini nilai investasi di hulu migas telah mencapai Rp 113,3 triliun.

Untuk realisasi biaya cost recovery pada kuartal III 2021 telah mencapai Rp 79,8 triliun. “Realisasi cost recovery berada di angka 68,90 persen terhadap outlook. SKK Migas akan terus mengawal agar angka cost recovery berada di bawah target melalui efisiensi dan optimalisasi kegiatan operasi KKKS,” terang Dwi.

Terkait capaian lifting migas yang masih di bawah target, Dwi menyebutkan ada beberapa kondisi yang menyebabkan hal itu terjadi, yakni entry point awal tahun 2021 yang rendah karena adanya beberapa kegiatan pengeboran dan on-stream proyek 2020 yang tertunda dikarenakan pembatasan mobilitasi manusia dan peralatan akibat pandemi Covid-19.

“Kemudian terjadinya unplanned shutdown, terlambatnya kegiatan pengeboran akibat terkendala masalah perizinan dan pembatasan mobilisasi, serta mundurnya beberapa on-stream lapangan yang terjadi pada tahun 2021 ini,” jelas Dwi.

Namun demikian, SKK Migas bersama KKKS terus melakukan upaya untuk meningkatkan lifting tahun 2021 yakni melalui optimalisasi produksi dengan perkiraan tambahan 3.000 BOPD, tambahan sumur pemboran dan Work Over dengan tambahan 500 BOPD, penggunaan teknologi produksi dan debottlenecking dengan tambahan 500 BOPD, pengurasan stok dengan tambahan 1.800 BOPD, serta melalui crashed program dengan perkiraan tambahan 1.600 BOPD.

“Sedangkan untuk gas, kami akan melakukan optimasi penyerapan sehingga ada tambahan lifting 55 MMSCFD dan melalui optimasi operasi dengan tambahan 20 MMSCFD,” pungkas Dwi. (ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X