Percaya Diri Ekonomi Tetap Tumbuh

- Kamis, 28 Oktober 2021 | 14:58 WIB

Bank Indonesia merevisi proyeksi ekonomi global yang sebelumnya 5,8 persen menjadi 5,7 persen. Selain itu, ekonomi RI juga diproyeksi hanya berada di rentang 3,5-4,3 persen. Namun, penurunan ini tidak mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi Kaltim di level 2,25-3,25 persen.

 

SAMARINDA - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, ekonomi Kaltim masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian. Dan saat ini, sektor pertambangan semakin cemerlang. Dari sisi ekspor maupun produksi masih relatif kuat, terutama permintaan dari Tiongkok dengan adanya peningkatan kuota produksi 75 juta ton pada semester II.

Meski kinerja lapangan usaha tambang di triwulan III sedikit tertahan seiring dengan gangguan cuaca yang kurang kondusif, hal ini justru membuat harga batu bara terus meningkat. Seiring produksi menurun di tengah permintaan yang tinggi. “Hal ini yang menopang proses pemulihan ekonomi Kaltim bisa lebih cepat,” katanya, Rabu (20/10).

Dia menjelaskan, ekonomi Kaltim tahun ini diprediksikan akan lebih tinggi. Karena permintaan batu bara relatif sangat kuat, terutama dari Tiongkok dan India. Lebih dari 85 persen produksi batu bara Kaltim diekspor ke Tiongkok, ASEAN, India, dan sebagainya. Sisanya untuk domestik, mayoritas PLN dan industri. Nilai ekspor Kaltim juga masih mencatatkan peningkatan. Apalagi, ekspor batu bara cukup berperan dalam mendongkrak kenaikan nilai ekspor secara keseluruhan, mengingat peranan nilai ekpor non-migas mencapai 96,22 persen terhadap total nilai ekspor. Kenaikan ekspor ini membuat pemulihan ekonomi Kaltim bisa lebih cepat.

“Seiring kenaikan ekspor serta perbaikan mobilitas masyarakat, hal itu akan berdampak pada perbaikan konsumsi masyarakat, yang berujung pada pemulihan ekonomi,” tuturnya. Apalagi, pertambangan dan penggalian masih memiliki peranan sebesar 44,74 persen terhadap struktur ekonomi Benua Etam. Perbaikan sektor ini akan berdampak besar terhadap percepatan perbaikan ekonomi. Sehingga, perekonomian Kaltim pada 2021 diperkirakan kembali tumbuh positif pada rentang 2,25-3,25 persen.

Didorong dari peningkatan kinerja lapangan usaha utama, sejalan dengan kenaikan permintaan dari negara tujuan ekspor, dan juga turut ditopang oleh peningkatan aktivitas masyarakat di dalam negeri.

Selain itu, proyek-proyek strategis existing seperti refinery development master plan (RDMP) Balikpapan, pembangunan pabrik semen dan pabrik coal to methanol di Kutai Timur, serta berlanjutnya pembangunan infrastruktur penunjang pembangunan ibu kota negara baru (IKNB) akan turut meningkatkan kinerja investasi Kaltim, yang berujung pada perbaikan ekonomi tersebut.

“Jadi walau ekonomi global dan nasional direvisi dan diprediksikan lebih rendah, ekonomi Kaltim tetap berada pada rentang 2,25-3,25 persen,” tegasnya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti sejumlah masalah yang tengah dihadapi dunia belakangan ini. Salah satunya krisis energi yang melanda Eropa hingga Tiongkok. Namun, ia melihat krisis ini dapat membawa manfaat bagi beberapa daerah di Tanah Air.

"Akhir-akhir ini mulai terjadi di beberapa negara Eropa dan Tiongkok krisis energi yang semuanya tidak terduga. Tapi, kita diuntungkan karena harga komoditas naik, saya kira daerah yang memiliki kelapa sawit atau batu bara senang semuanya," kata Jokowi.

Dia menambahkan, daerah yang memiliki nikel hingga tembaga juga ikut senang sebab ekonomi di daerah tersebut memiliki komoditas yang nilainya akan merangkak naik. Menurutnya, saat ini ekonomi harus mulai diaktifkan kembali setelah dihantam pandemi Covid-19. Sebab, dunia global kini dipenuhi dengan keraguan dan ketidakpastian.

Indonesia saat ini tercatat sebagai penghasil minyak sawit terbesar, yakni sebanyak 43,5 juta ton pada 2019. Indonesia juga masuk dalam jajaran negara penghasil batu bara terbesar saat ini. (ctr/ndu/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X