Trauma Tersisa setelah Kabupaten Semarang Diguncang Gempa Puluhan Kali

- Kamis, 28 Oktober 2021 | 09:20 WIB
Warga korban gempa di Ambarawa.
Warga korban gempa di Ambarawa.

Bukan kekuatan, melainkan intensitas gempa yang membuat warga memilih bertahan di tenda. Rumah sakit menunggu asesmen terkait dengan keretakan dinding sebelum memutuskan tentang para pasien yang dievakuasi.

 

MARIA NOVENA, Kab Semarang

 

GEMPANYA, kata BMKG, memang kecil. Jenis swarm, tidak berbahaya. Tapi, siapa yang mampu mengatur trauma? Ketakutan, kepanikan, atau apa pun namanya muncul dengan sendirinya di sebagian warga Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, setelah rentetan gempa terus terjadi selama tiga hari terakhir. Susul-menyusul sampai 34 kali. Mulai Sabtu (23/10) dini hari sampai kemarin pagi pun masih terasa meski kekuatannya kian lemah.

”Intensitasnya itu yang bikin warga ketakutan,” kata Wahyu Setiawan, ketua RT 4, RW 2, Rowobajul, Pojoksari, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Karena itulah, sejak Minggu (24/10), warga Kelurahan Pojoksari memilih tidur di dua tenda darurat yang didirikan TNI. Ada 120 orang di sana, 80 di antaranya anak-anak.

Warga memang memprioritaskan ibu-ibu, anak-anak, dan lansia. Para bapak harus tetap berjaga. Sebagian juga memilih tidur di teras rumah.

Menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto, jenis gempa yang terjadi di Ambarawa dan sekitarnya adalah swarm. Dan, berdasar hasil koordinasi dengan BMKG, tidak berbahaya.

”Gempa swarm memang memiliki magnitudo kecil, di bawah 4 skala Richter. Cuma, intensitasnya memang sering,” ujarnya.

Menurut United States Geological Survey (USGS), swarm merupakan sebutan untuk sekelompok gempa skala kecil yang terjadi hampir bersamaan tanpa adanya satu guncangan utama (main shock). Gempa semacam itu biasanya sering terjadi di wilayah pegunungan.

Data BMKG menyebutkan bahwa terjadi total 24 gempa pada Sabtu lalu, kemudian 9 gempa pada Minggu, dan terakhir 1 gempa kemarin. Dengan magnitudo bervariasi mulai M=2,1 dan maksimal M=3,5.

”Ini sudah luruh. Mudah-mudahan pertanda baik,” kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono di Jakarta kemarin (25/10).

Menurut Daryono, aktivitas gempa swarm itu dipicu sesar aktif Merbabu-Merapi-Telomoyo. Satu sesar aktif lainnya di wilayah tersebut adalah sesar Rawa Pening.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X