Juara Piala Thomas, Tapi Tanpa Merah Putih Berkibar, Ternyata Ini Penyebabnya

- Senin, 18 Oktober 2021 | 00:15 WIB
Seremoni pengalungan medali dan penyerahan trofi Piala Thomas 2021 kepada Indonesia tidak disertai pengibaran bendera Merah Putih. (Istimewa)
Seremoni pengalungan medali dan penyerahan trofi Piala Thomas 2021 kepada Indonesia tidak disertai pengibaran bendera Merah Putih. (Istimewa)

Indonesia akhirnya menjuarai Piala Thomas 2021 setelah menang 3-0 atas Tiongkok, Minggu (17/10). Namun, di tengah euforia tersebut, ada hal yang mengganjal. Tidak ada bendera Merah Putih yang berkibar di Aarhus, Denmark.

Alih-alih Merah Putih, para pemain Indonesia harus mengharu biru dengan bendera berlogo PBSI. Alasan mengapa bendera Merah Putih tidak berkibar sebetulnya bukan hal baru. Ini merupakan imbas dari hukuman yang diberikan oleh Badan Anti Doping Dunia (WADA) kepada Indonesia, dalam hal ini Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) yang dianggap tidak patuh lantaran tidak melakukan program uji anti doping yang efektif.

Sanksi ini membuat Indonesia tidak bisa menggunakan bendera Merah Putih di turnamen apa pun yang mereka ikuti, termasuk  Piala Thomas dan Uber 2021. Hal yang tentunya amat sangat disayangkan mengingat Indonesia sudah menanti 19 tahun untuk menjuarai turnamen beregu putra paling prestisius ini.

Mengingat betapa keras dan beratnya perjuangan para atlet untuk naik ke podium tertinggi, sudah seyogyanya mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan Sang Saka Merah Putih yang berkibar di depan mereka.

Toh, yang terjadi tidak demikian. Karena kelalaian beberapa pihak yang harusnya bertanggungjawab, Anthony Sinisuka Ginting dan kawan-kawan harus legawa mengangkat trofi tanpa simbol identitas mereka yang sesungguhnya.

Kejadian ini patut dijadikan contoh bagus sekaligus pelajaran penting kepada para pemangku kebijakan bahwa menghargai atlet bukan semata-mata dengan segudang bonus yang diberikan ketika mereka meraih gelar juara. Urusan program uji anti doping, yang semestinya bukan pekerjaan sulit buat lembaga yang menaunginya, rasanya bisa disebut sebagai bagian dari itikad baik pemerintah dalam menghargai keberadaan para atlet yang rela membuang masa kecil mereka demi membela negara. Sayangnya, hal itu tidak dilakukan tahun ini.

Bendera adalah simbol kebanggaan para atlet setiap negara di dunia. Ketika mereka harus berlaga tanpa penyertaan simbol tersebut, rasanya bohong belaka kalau mereka sama sekali tidak kecewa. (jpc)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Nur Anisa Hasrat Berikan yang Terbaik

Senin, 22 April 2024 | 13:45 WIB

Layar Kaltim Pantang Terlena

Senin, 22 April 2024 | 12:45 WIB

Menang di Shanghai, Ini Kata Max Verstappen

Senin, 22 April 2024 | 10:10 WIB

Tinjau Langsung Perkembangan Atlet

Sabtu, 20 April 2024 | 17:10 WIB

Serasa Membalap di Atas Es

Sabtu, 20 April 2024 | 14:35 WIB

“Bukan Saya yang Indisipliner”

Jumat, 19 April 2024 | 16:00 WIB

KBL Kembali Digulirkan Akhir Pekan Ini

Jumat, 19 April 2024 | 15:00 WIB

Ingin Gelar Kejuaraan Paralayang Dunia di Kotabaru

Jumat, 19 April 2024 | 14:30 WIB

Karate Fokus Mengasah Psikis

Selasa, 16 April 2024 | 11:30 WIB

Duka Olahraga Kaltim, Polo Berpulang

Selasa, 16 April 2024 | 10:50 WIB
X