57 Persen Warga Rusia Tak Takut Covid-19, Kasus Positif jadi Melonjak

- Sabtu, 16 Oktober 2021 | 11:10 WIB
Ilustrasi tenaga medis di Rusia. Rusia meminta dokter usia pensiun yang berhenti selama pandemi karena alasan keamanan untuk kembali bekerja. (The Nation)
Ilustrasi tenaga medis di Rusia. Rusia meminta dokter usia pensiun yang berhenti selama pandemi karena alasan keamanan untuk kembali bekerja. (The Nation)

 Rusia melaporkan angka kasus Covid-19 mencapai rekor. Sementara angka kematian hampir seribu jiwa dalam sehari. Pada Minggu (3/10) Rusia melaporkan jumlah kematian harian akibat Covid-19 tertinggi sejak dimulainya pandemi untuk kelima kalinya dalam seminggu. Sebanyak 890 orang meninggal karena penyakit tersebut. Jumlah infeksi terbaru menembus 25.769 sehari.

Apa penyebabnya? Rupanya cakupan vaksinasi masih rendah. Presiden Vladimir Putin pada akhirnya secara konsisten mendesak orang-orang Rusia untuk divaksinasi. “Covid-19 berbahaya, berbahaya bagi hidup Anda. Vaksin itu tidak berbahaya,” tegas Putin. 

Sejauh ini baru 29 persen orang di Rusia yang divaksinasi lengkap. Dan, hampir 33 persen telah menerima dosis tunggal. Sebuah survei independen mengungkapkan 33 persen orang yang disurvei mengatakan mereka takut akan efek samping, 20 persen mengatakan mereka menunggu selesainya uji klinis, dan 16 persen tidak melihat alasan untuk divaksinasi. Rusia menyelesaikan uji klinis fase 3 vaksin Sputnik V pada 30 September.

Dari mereka yang disurvei, 57 persen mengatakan mereka tidak takut terkena Covid-19. Jumlah yang sama, antivaksin mengatakan mereka menentang vaksinasi wajib.

Seorang filsuf dan ahli bioetika kelahiran Rusia dr. Anna Gotlib mengatakan kepada Medical News Today bahwa faktor lain adalah ketidakpercayaan lama terhadap pemerintah federal di Rusia yang dapat membuat orang terjebak. Menurut dr. Gotlib, orang-orang Rusia juga memiliki sejarah panjang kepercayaan pada pengobatan rumahan, bahkan sebelum Uni Soviet. “Saya ingat bahkan nenek saya sendiri, dia adalah seorang perempuan berpendidikan, tetapi dia memiliki caranya sendiri. Jika saya sakit, kecuali saya benar-benar sakit, perjalanan pertama bukan ke dokter. Dia memiliki lemari obat kecilnya sendiri,” jelas dr. Gotlib.

Ia juga menggambarkan sejauh mana disinformasi mengenai Cov8d-19 dan vaksin telah membanjiri media Rusia. “Betapa buruknya di Rusia, sampai-sampai ketika Anda melihat media Rusia terkadang sangat sulit untuk melewati semua klaim omong kosong antivaksin,” katanya.

Rusia memiliki angka kematian Covid-19 tertinggi di antara negara Eropa lainnya, dengan 218.345 kematian. Negara ini telah melaporkan 7.832.964 kasus penyakit sejak awal pandemi.

Menurut The Guardian, data yang tersedia untuk umum menunjukkan bahwa 600 ribu kematian telah terjadi di Rusia dari awal pandemi hingga Juli 2021. Statistik ini menunjukkan bahwa jumlah kematian yang dipublikasikan bisa jadi lebih rendah dari angka sebenarnya.

MINTA DOKTER KEMBALI

 Rusia kembali melaporkan rekor angka kasus baru Covid-19. Pada hari ketiga berturut-turut, gugus tugas Covid-19 Rusia mencatat rekor jumlah kematian baru mencapai 986 jiwa dalam 24 jam terakhir, dan 31.299 kasus baru. Kini, sejumlah rumah sakit kekurangan tenaga medis.

Penghitungan kasus yang diumumkan pada Kamis (14/10) menandai pertama kalinya Rusia secara resmi melaporkan lebih dari 30 ribu kasus dalam satu hari. Sejumlah pihak menilai meningkatnya angka kematian akibat kampanye vaksinasi Rusia yang lambat. Selain itu, banyak orang Rusia tidak percaya dengan vaksin.

Laporan Reuters, Rusia juga meminta dokter usia pensiun yang berhenti selama pandemi karena alasan keamanan untuk kembali bekerja. Sebab situasinya sudah membuat tenaga medis kewalahan.

“Dalam situasi dimana infeksi berkembang, perlu untuk terus menjelaskan kepada orang-orang bahwa mereka harus divaksinasi,” kata juru bicara pemerintahan Dmitry Peskov kepada wartawan. “Sangat tidak bertanggung jawab untuk tidak divaksinasi. Itu sama saja membunuh,” imbuhnya. 

“Kami mengimbau petugas kesehatan yang meninggalkan praktik medis pada saat ada risiko kesehatan dan kehidupan untuk kembali bekerja,” kata Menteri Kesehatan Mikhail Murashko seperti dikutip kantor berita TASS.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X