Berucap Santun kepada yang Tua

- Sabtu, 16 Oktober 2021 | 10:13 WIB

Bambang Iswanto

Dosen UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

 

 

SI kakek terlihat bungkam seribu bahasa, setelah dihardik seorang youtuber terkemuka negeri ini berinisial BW. Raut muka sedih sangat kentara di wajah tua berambut penuh uban itu. Pertemuan dengan si pesohor yang usianya jauh lebih muda, ternyata berujung umpatan dan hinaan.

Wajah memelas itu tambah muram ketika si youtuber memberikan uang kepada orang lain untuk “memberi pelajaran” kepada si kakek. Tampak para pengemudi ojol dan pemilik warung yang berada di sekitar kejadian diberi uang seratus ribuan sambil diiringi ucapan, “kerja gini dong dapat uang, jangan ngejar-ngejar dan ngemis-ngemis, malu-maluin saja!”

Setelah video marah-marah itu beredar, youtuber yang memiliki hampir 20 juta subscriber itu mendapat banyak tanggapan, baik yang mengkritik maupun yang mendukung. Yang bereaksi tidak mendukung jauh lebih banyak dibanding dengan yang mendukung perbuatannya yang sudah tersebar luas.

Bagi pendukung BW, perlakuan yang terjadi dianggap wajar karena sudah membuat kesal BW dan dianggap memberikan pelajaran untuk orang yang malas. Orang malas harus diberi efek jera atas kelakuannya supaya tidak melakukannya lagi.

Sedangkan alasan yang mengkritik atau merespons negatif, sikap arogan dan tidak sopan yang ditunjukkan kepada orang yang jauh lebih tua. Tidak selayaknya orang tersebut mendapat makian atau cacian yang membuatnya dipermalukan di hadapan orang banyak yang ada di sekitar. Apalagi kejadiannya divideokan dan di-upload di media sosial. Sehingga disaksikan oleh jutaan masyarakat luas.

PELAJARAN DARI KAKEK

Masalah itu sebenarnya dianggap sudah selesai karena BW meminta maaf kepada si kakek, dan kakek pun memaafkan. Namun ada pelajaran berharga yang bisa dipetik dari kejadian itu agar tidak diulangi oleh yang lain.

Pertama, jangan cepat suuzan (berburuk sangka) kepada orang lain, sebelum mengetahui maksud dan tujuannya. Dalam kasus itu, bapak tua dalam keterangannya ingin menawarkan BW buku-buku kerohanian Islam.

Barangkali mau dibeli oleh BW, karena si kakek kakinya sedang sakit dan perlu uang untuk berobat dari hasil penjualan buku-buku yang dijajakan. Menawarkan dagangan dengan mengemis dua hal yang sangat jauh maknanya. Si kakek, sejak pensiun beralih profesi menjadi penjaja buku bukan sebagai pengemis yang meminta-minta.

Dalam Al-Qur’an sudah ditegaskan bahwa berburuk sangka merupakan perbuatan dosa dan dilarang. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.” (QS Al-Hujurat: 12).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X