Dipaksa Serahkan Kekuasaan Jelang Kudeta

- Kamis, 14 Oktober 2021 | 14:49 WIB
Win Myint
Win Myint

YANGON– Win Myint buka suara terkait detik-detik kudeta. Presiden Myanmar dari kalangan sipil memberikan kesaksian terkait kudeta militer di pengadilan pada Selasa (12/10). Dia diadili atas kasus penghasutan yang didakwakan oleh junta militer. Itu adalah pernyataan pertamanya sejak dia ditangkap Februari lalu.

Dilansir Agence France-Presse, beberapa jam sebelum kudeta berlangsung, pihak militer memberikan tawaran padanya. Yaitu agar dia mundur dan menyelamatkan dirinya sendiri. Pria berusia 69 tahun itu menceritakan bagaimana dua perwira senior militer memasuki kamarnya pada dini hari 1 Februari. Keduanya mendesaknya untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden dengan alasan kesehatannya buruk.

Tapi Win Myint menolak tawaran itu dan berkata bahwa kondisi kesehatannya baik-baik saja. Saat itu, dua pejabat militer itu memperingatkan bahwa penolakan itu akan sangat merugikannya. ’’Presiden mengatakan pada mereka bahwa dia lebih baik mati daripada menyetujuinya,’’ ujar Khin Maung Zaw, pengacara Win Myint.

Mendapat penolakan, junta militer langsung melakukan serangan fajar di Naypyidaw, ibu kota Myanmar, secara serentak. Semua pemimpin sipil ditangkap. Itu mengakhiri pemerintahan demokrasi di Myanmar yang hanya berlangsung sesaat.

Ancaman junta militer bukan hanya isapan jempol. Begitu ditahan, dia langsung dijerat dengan beberapa dakwaan. Orang terdekatnya, Aung San Suu Kyi juga mengalami nasib serupa. Ditahan serta dijerat beberapa dakwaan. Baru-baru ini junta militer bahkan mengancam akan membubarkan partai Suu Kyi, yaitu Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Militer juga masih melakukan kampanye berdarah untuk membungkam semua oposisi, termasuk para demonstran. Beberapa lembaga HAM lokal melaporkan bahwa sejak kudeta hingga saat ini, setidaknya seribu penduduk telah tewas di tangan militer.

Baik Win Myint maupun Suu Kyi menegaskan bahwa mereka tidak akan memanggil seseorang untuk memberikan kesaksian di kasus mereka. Suu Kyi dijadwalkan untuk bersaksi pada akhir bulan ini. (sha/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X