Parpol Buka Peluang Koalisi ke Gerindra, Urusan Figur Capres-Cawapres Masih Cair

- Rabu, 13 Oktober 2021 | 11:49 WIB
ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA - Sejumlah partai politik (parpol) membuka diri untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra pada Pemilu 2024. Namun, soal pilihan calon presiden (capres), mereka juga mempunyai tokoh yang akan diajukan.

PKB misalnya menyambut baik rencana Partai Gerindra yang akan kembali mengusung Ketua Umum Prabowo Subianto sebagai capres. "PKB senang kalau Pak Prabowo nyapres lagi, setidaknya kami dapat mengukur keadaan dari pengalaman yang lalu," terang Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (11/10).

Dia mengatakan, PKB terbuka berkoalisi dengan Partai Gerindra. Namun, harus disusun agenda dan figur yang akan maju pada pilpres nanti. Menurut dia, pasangan capres - cawapres yang akan diusung bisa Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar-Prabowo atau Prabowo-Muhaimin. Kedua kemungkinan itu bisa saja terjadi. "Yang penting dapat merebut hati rakyat dan menang menerima amanat," kata Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul Fawaid. 

Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengatakan, partainya terbuka berkoalisi dengan partai mana pun. Baik dengan Gerindra atau partai lain. Soal figur yang akan diusung, PPP akan memprioritaskan Ketua Umum Suharso Monoarfa. Meski begitu, partainya juga membuka diri menerima tokoh dari luar untuk diusung sebagai capres- cawapres. Saat ini, PPP tengah melakukan inventarisasi tokoh-tokoh yang berpeluang maju pada pilpres. "Kami juga masih terus melakukan konsolidasi internal," ucapnya. 

Sementara Partai Demokrat enggan menanggapi rencana Partai Gerindra. Mereka lebih menyoroti munculnya generasi baru yang berpeluang menjadi capres. Seperti Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Ganjar Pranowo, dan tokoh lainya. "Saya pribadi sangat senang," terang Wasekjen DPP Partai Demokrat Jansen Sintindaon. 

Menurut Jansen, mereka adalah generasi baru kepemimpinan nasional. Presidential threshold yang menjadi penghalang harus dibuka, sehingga mereka bisa menyampaikan gagasan dan ide untuk membangun bangsa. 

Semenantara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, langkah Partai Gerindra membangun koalisi kuat untuk mendukung Prabowo sebagai capres tidak mudah. Di satu sisi, partai-partai besar kemungkinan akan punya calon masing-masing. "Sementara bagi parpol non dominator, sosok Prabowo tidak lagi mewakili iklim kontestasi di 2024," ujarnya kepada Jawa Pos. 

Sebab dalam perspektif pemilih, Dedi menilai ada kesan "kelelahan" yang dialami para pemilih. Hal itu bisa jadi akan digunakan sebagai ukuran partai lain untuk ikut mengusungnya. Pengalaman kalah secara berturut-turut akan mempengaruhi pilihan. ''Ia bisa saja diyakini akan kalah kembali. Dan ini membuat Prabowo dihindari untuk dipilih," imbuhnya. 

Di sisi lain, kata dia, sosok Prabowo dinilai sudah sulit dijual. Meski dalam berbagai survei masih tinggi, namun secara tren cenderung turun. Di sisi lain, Gerindra justru miliki tokoh potensial di luar Prabowo, yakni Sandiaga Uno yang secara tren naik dan lebih segar. 

Dia memprediksi, pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani soal pencalonan Prabowo lebih kepada menguji respon publik. Sebab secara kalkulasi politik, memutuskan nama capres dua tahun sebelum pendaftaran masih terlalu dini. (lum/far/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Desak MK Tak Hanya Fokus pada Hasil Pemilu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:36 WIB

Ibu Melahirkan Bisa Cuti hingga Enam Bulan

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:30 WIB

Layani Mudik Gratis, TNI-AL Kerahkan Kapal Perang

Selasa, 26 Maret 2024 | 09:17 WIB

IKN Belum Dibekali Gedung BMKG

Senin, 25 Maret 2024 | 19:00 WIB

76 Persen CJH Masuk Kategori Risiko Tinggi

Senin, 25 Maret 2024 | 12:10 WIB

Kemenag: Visa Nonhaji Berisiko Ditolak

Sabtu, 23 Maret 2024 | 13:50 WIB

Polri Upaya Pulangkan Dua Pelaku TPPO di Jerman

Sabtu, 23 Maret 2024 | 12:30 WIB

Operasi Ketupat Mudik Dimulai 4 April

Sabtu, 23 Maret 2024 | 11:30 WIB
X