Ke Gili Iyang, Sumenep, Menikmati Kadar Oksigen Tertinggi Kedua di Dunia

- Selasa, 12 Oktober 2021 | 10:27 WIB
Dititik kadar oksigen terbaik. (Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)
Dititik kadar oksigen terbaik. (Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos)

Tak sedikit orang, termasuk dari luar negeri, yang berkunjung ke Gili Iyang untuk membantu penyembuhan penyakit. Oksigen dengan kadar tinggi, makanan langsung dari alam, dan hidup yang tak dibuat rumit konon menjadi alasan banyak warga setempat berusia di atas 100 tahun.

 

SEPTINDA AYU PRAMITASARI, Sumenep

 

”KALAU saya bilang usia saya 120 tahun, banyak orang yang tidak percaya,” kata Sahlan, lantas tersenyum. Saya tak perlu memintanya menunjukkan dokumen atau bukti kelahiran untuk mendukung pernyataannya itu. Sebab, di pulau tersebut, saya menjumpai banyak sekali orang yang berusia di atas 100 tahun. Baik dari pengakuan yang bersangkutan maupun kesaksian sejumlah orang.

Sosok terdekat Sahlan, sang istri, Misnariya, pun telah berusia 105 tahun. Jaksa Edi, warga setempat, mengungkapkan bahwa ada kakek dan tetangganya yang meninggal beberapa tahun lalu pada usia 135 tahun. Selama masih hidup, kakek itu mengalami beberapa fase. Mulai rambutnya memutih semua hingga kembali menghitam. ”Tidak disemir. Dari uban semua, jadi hitam lagi. Saya menyaksikannya,” ucap dia.

Ya, selamat datang di Gili Iyang, pulau kecil di wilayah Sumenep, Madura, tempat dengan kandungan oksigen tertinggi di Indonesia dan nomor dua di dunia.

*

Bahkan, di bibir pantai itu kesejukan sudah langsung menyergap begitu taksi laut yang kami –saya dan fotografer Puguh Sujiatmiko– sewa tiba di dermaga Gili Iyang. Sekitar 30 menit baru saja kami lalui dalam perjalanan dari Pelabuhan Dungkek, Sumenep, pada Jumat (24/9) menjelang akhir bulan lalu. Kami langsung mengambil langkah cepat menuju tepi dermaga. Di sana sudah ada warga lokal yang menyediakan sepeda motor untuk kami berkeliling di Gili Iyang.

Temuan kadar oksigen Gili Iyang yang hanya kalah dari Laut Mati, Jordania, itu diumumkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada 2006. Dan, diperkuat Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jawa Timur.

Pada Oktober 2015, rekan Jawa Pos yang lain, Candra Kurnia, lebih dulu berkunjung ke sini. Dia mendatangi sejumlah objek wisata di Gili Iyang. Salah satunya, tebing Batu Canggah.

Enam tahun berselang, dengan nama yang kian populer, dengan jumlah pengunjung yang kian banyak, tetap tak ada hotel, resor, atau vila di Gili Iyang. Seperti kata Candra enam tahun silam, cara paling asyik menikmati Gili Iyang adalah menginap di rumah warga lokal.

”Biasanya, wisatawan ke sini (Gili Iyang, Red) jarang menginap. Mereka berangkat pagi, lalu pulang sore,” ujar Budi Heriyanto, anggota Polres Sumenep yang bertugas menjaga keamanan Gili Iyang.

Ada juga wisatawan yang menginap di tempat titik oksigen Pulau Iyang di Desa Bancamara. Di sana sudah tersedia gazebo-gazebo yang disediakan ketika pengunjung ingin menikmati udara tersegar di pulau tersebut. Total, ada 10 gazebo di lahan sekitar 200 meter persegi itu. ”Kadang mereka tidur di gazebo. Mereka malah senang karena bisa menghirup udara bersih sepuasnya,” ujarnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X