Ambisi Mei Christy Kenalkan Khasiat Tumbuhan Khas Kalimantan ke Luar Negeri

- Kamis, 7 Oktober 2021 | 14:42 WIB

Tumbuh-tumbuhan dari Kalimantan punya nilai jual tinggi. Itu yang ingin dimanfaatkan Mei Christy. Sekaligus mengenalkan khasiatnya ke dunia internasional.

 

ULIL MUA'WANNAH, Balikpapan

 

API telah dipadamkan. Unggunan ranting kayu tersisa sedikit setelah hampir dua menit. Kepulan asapnya masih membubung di udara. Nesting tabung yang digunakan merebus bajakah dipindahkan. Masih banyak orang mengira bajakah sebagai nama tanaman. Padahal, bajakah merupakan bahasa Dayak yang berarti akar.

Hasil air rebusan berwarna cokelat kemerahan seperti teh dituang dalam gelas berukuran kecil. Setelah dibiarkan sesaat, ketika disesap meninggalkan rasa di lidah. Aromanya tipis. Samar-samar. Rasanya kurang lebih seperti jahe.

Cocok sekali dengan cuaca yang tak menentu sore Minggu (3/10) lalu. Sembari diiringi alunan petikan musik sape. Juga, suasana bak perkemahan. Lokasi base camp milik pria bernama Ery itu biasa digunakan Mei Christy untuk bersantai. Sekadar ngumpul ataupun berdiskusi bersama rekan-rekannya sesama aktivis adat.

Di tengah padatnya kegiatan, dia menyempatkan bertemu awak media pada akhir pekan seusai menjalankan ibadah di gereja. Perempuan berambut panjang itulah pemilik Latitaka Borneo Herbal. Minuman herbal olahannya menggunakan berbagai tanaman hutan Kalimantan. Nama produknya pun diambil dari bahasa Dayak, lati; hutan dan taka; kita. Maka latitaka berarti hutan kita.

Meski baru dirintis hampir selama dua tahun, usahanya telah membuahkan hasil. Permintaan terus melonjak. Tidak hanya di dalam negeri, tapi kini mulai merambah luar negeri. Awal-awal pandemi merupakan kilas balik dan permulaan hadirnya produk itu.

Pada 2020, ketika kasus positif Covid-19 masih tinggi ada imbauan, agar tidak ke rumah sakit bila penyakit tidak parah. Padahal, orangtuanya memiliki komorbid seperti jantung, diabetes, dan hipertensi sehingga wajib kontrol. Suatu ketika ia menyempatkan pulang kampung ke tanah leluhurnya di Desa Modang, Paser.

Kehidupan masyarakatnya masih orisinal. Belum banyak perubahan. Pagi hari pemandangannya orang-orang desa pergi ke ladang membawa lanjung. Berjalan kaki ratusan hingga kilometer. Masih tetap bugar walau telah berusia senja. Bahkan, usia nenek moyang masyarakat Dayak yang hidup di sana dikatakan sampai ratusan tahun.

Rahasia berumur panjang tersebut menggelitiknya. Ternyata tetua desa menyarankan mengonsumsi tanaman herbal dan pola hidup sehat sebagai jawabannya. Dimulailah ia menjual bajakah. Semula, bajakah tersebut dibeli dari pedagang di Pasar Kebun Sayur, Balikpapan. Lama-kelamaan terpikir kenapa tidak dikembangkan sendiri.

“Keluarga di kampung mengatakan bahwa ada banyak jenis bajakah. Tidak mudah mempelajarinya, bahkan meski harus menginap ke hutan selama seminggu hingga berbulan-bulan tidak akan cukup. Itu malah membuat saya termotivasi untuk belajar,” tutur Mei sebelum meneguk air bajakah di gelasnya dan melanjutkan cerita.

Sebelum memutuskan menjual secara online, bajakah dikonsumsi tidak hanya keluarga di rumah. Tetapi diberikan kepada teman-teman adiknya saat bermain ke rumah. Ada seorang teman adiknya memiliki batu ginjal, setelah beberapa kali meminumnya ternyata berangsur sembuh. Begitupun penderita dan penyintas Covid-19 seperti dirinya merasakan khasiat dari olahannya. Setelah banyak feedback positif, barulah dia berani menjualnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X