Menkes Budi Pamer Penanganan Covid-19 di Indonesia, Indonesia Inginkan Health Passpor ASEAN

- Kamis, 7 Oktober 2021 | 14:35 WIB
Budi S
Budi S

JAKARTA - Penanganan Covid-19 harusnya tidak bersifat parsial. Rabu (6/10) dalam acara Special Ministerial Conference for asean Digital Public Health beberapa menteri kesehatan ASEAN membeberkan bagaimana penaganan pandemi di negaranya. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun membeberkan empat strategi penanganan Covid-19.

Budi memaparkan strategi penanganan Covid-19 di Indonesia ada empat hal. Pertama adalah menggiatkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangab, dan jaga jarak. Selanjitnya adalah deteksi dengan tracing, testing, dan treatment (3T). "Jika ada kasu, orang yang kontak erat akan dites," ucapnya.

Budi juga menyebut vaksinasi sebagai strategi pemerintah Indonesia dalam penanganan pandemi. Dia memamerkan peringkat Indonesia dalam vaksinasi Covid-19. Dengan mencapai dua juta suntikan perhari, maka Indonesia menjadi negara terbanyak kelima penyuntikan vaksin.

Selanjutnya adalah terapeutik. Namun, Budi menyatakan bahwa pemerintah memilih untuk melakukan tiga tindakam pencegahan daripada pengobatan. "Ketersediaam tempat tidur dan ventilator adalah tindakan defensif," ujarnya.

Selai itu, di hadapan beberapa menteri kesehatan ASEAN Budi mengunggulkan aplikasi PeduliLindungi. “Aplikasi ini dimiliki Indonesia untuk skrining,” katanya. Geografis menjadi salah satu tantangan dalam penanganan pandemi di Indonesia. Untuk itu, PeduliLindungi ini membantu dalam mengatasi.

Dia menargetkan seluruh penduduk Indonesia mengunduh aplikasi ini. Dengan demikian akan membantu proses tracing risiko penularan Covid-19.

"Aplikasi ini untuk skrining," katanya. Sehingga penduduk Indoneaia tahu kondisi kesehatannya ketika masuk fasilitas publik. Misalnya ketika berstatus hijau maka boleh makan di restoran selama 60 menit. Namun jika statusnya kuning hanya boleh makan di restoran selama 30 menit.

Selain itu dia juga mengungkapkan keinginan untuk menginisiasi dibentuknya standar kesehatan dan adanya health passport di ASEAN. Alasan dia mengusulkan ini lantaran kebijakan kesehatan di masing-masing negara terkadang berbeda satu sama lain. Inisiasi standar kesehatan ini untuk mempermudah masyarakat global. “Bukan hanya soal traveling tapi juga aktifitas lainnya,” ucapnya.

Chief Executive, Temasek Foundation International Benedict Cheong pada acara yang sama mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran bagi seluruh pihak. Menurutnya, sangat penting bahwa komunitas regional, seperti ASEAN, bersatu untuk berkolaborasi dan berbagi pengetahuan. "Sehingga kita dapat merespons krisis kesehatan di masa depan dengan lebih baik," ujarnya. (lyn)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X