Prasetyo Nurhardjanto Menghabiskan Waktu Isoman dengan Menulis Buku

- Kamis, 7 Oktober 2021 | 14:32 WIB
Dokumentasi Prasetyo Nurhardjanto
Dokumentasi Prasetyo Nurhardjanto

Pendakian ke Everest, menjadi relawan di Rumah Bunda Teresa, dan kedekatan dengan para penderita kanker adalah sebagian yang disampaikan Prasetyo Nurhardjanto dalam bukunya. Yang ditulis setelah dia sempat merasa hidupnya sudah berada di ujung tanduk akibat deraan Covid-19.

 

M. HILMI SETIAWAN, Jakarta

 

BEGITU pekerjaan kantor tuntas diselesaikannya, dengan segera Prasetyo Nurhardjanto mengontak rumah sakit yang tadi meneleponnya. Rumah sakit tersebut meminta Prasetyo mendonorkan trombosit untuk seorang pasien kanker. Karena sedang ada tugas yang tak bisa ditinggal, dia minta waktu.

Namun, kabar dari seberang telepon memukulnya dengan keras. ”Pihak rumah sakit bilang tidak jadi donor karena pasiennya sudah meninggal,” kenangnya.

Itu satu pasase saja dari lintasan hidup pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 31 Agustus 1971, tersebut yang penuh warna. Dia bekerja di bagian human resources dan general affair sebuah perusahaan e-commerce, tapi juga gemar mendaki dan traveling serta punya banyak pengalaman sebagai relawan. Termasuk menjadi ketua bidang pelatihan relawan Satgas Penanganan Covid-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dan, semua kisah hidupnya itu dia rangkum dalam Berbagi Kebaikan, buku yang ditulisnya sembari menjalani isolasi mandiri (isoman). Setelah dia bertarung dengan keras melewati masa-masa kritis sebagai pasien Covid-19. ”Kebetulan, saya hobi menulis. Dan, berada di hotel untuk menjalani isoman kan berarti nggak bisa ngapa-ngapain,” katanya.

Pada September tahun lalu itu, kondisinya begitu parah. Nyaris seluruh gejala Covid-19 dia rasakan. Mulai diare, kehilangan indra penciuman, hingga tak nafsu makan. Dia bahkan sempat merasa saat itu adalah ujung dari hidupnya. Apalagi, Prasetyo sempat kehabisan stok oksigen. Namun, akhirnya dia bisa melewatinya. Keluar dari rumah sakit, Prasetyo menjalani isoman di salah satu hotel di Jakarta Pusat. Di sinilah ide dan eksekusi buku itu berlangsung. ”Kebetulan, saya hobi menulis,” ujar pria yang bekerja di satgas Covid-19 secara sukarela tersebut.

Berbekal sebuah laptop yang selalu dibawanya, bahkan ketika dirawat di rumah sakit, Prasetyo mulai menulis. Dia tak sepenuhnya berangkat dari nol. Sebab, ada beberapa materi tulisan yang sebelumnya pernah dia unggah di laman Facebook miliknya. Dia hanya merapikan bagian-bagian tertentu. Sambil ada yang angle-nya diubah sedikit. ”Saat isoman di hotel, saya menulis kapan saja. Bisa pagi, siang, atau malam,” ungkap alumnus Hubungan Internasional Universitas Jember (Unej) tersebut.

Akhirnya, setelah menjalani tujuh malam isoman di hotel, dia merampungkan buku yang ditulisnya. Ini sepenuhnya proyek amal. Sebab, seluruh hasil penjualan buku tersebut dia sumbangkan ke Komunitas Taufan, komunitas yang memberikan pelayanan kepada anak-anak penderita kanker.

Secara resmi diluncurkan pada Desember tahun lalu, buku Prasetyo dicetak 1.000 eksemplar pada tahap awal. Dan, saat ini dia menyebut lebih dari 700 eksemplar sudah laku. Buku itu semacam bunga rampai kehidupan. Merangkum banyak hal. Intinya adalah refleksi hidupnya dengan tujuan berbagi kehidupan kepada orang lain.

Pengalamannya terkena Covid-19 salah satu yang dia bagi lewat buku tersebut. Prasetyo aktif di satgas Covid-19 sebagai relawan sejak Maret 2020. Tugas itu menuntutnya berinteraksi dengan banyak pasien Covid-19. Selain itu, dia aktif melatih para relawan. Hingga kemudian, pada September 2020, dia dinyatakan positif. ”Yang diserang pertama itu psikologis. Saya kok bisa kena ya. Baru kemudian fisik,” ungkap jebolan pendidikan reguler Lemhannas 2013 tersebut.

Prasetyo menuliskan pula pengalaman saat menjadi relawan bencana alam gempa di Palu, Sulawesi Tengah. Juga pengalamannya mendaki Gunung Everest sendirian (solo) pada 2018. ”Waktu itu saya mendaki Everest Base Camp dengan ketinggian 5.800 meter di atas permukaan lain,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X