Tiongkok Saring Tayangan Kartun, Larang Berbau Kekerasan, Darah, dan Pornografi

- Selasa, 28 September 2021 | 14:15 WIB
-
-

BEIJING– Pencinta komik dan animasi di Tiongkok harus bersabar. Sebab, kini mereka tidak bisa menonton lagi tayangan kesukaan mereka sesuka hati. Pemerintah Tiongkok memberlakukan aturan ketat baru-baru ini. Yaitu semua tayangan kartun dan acara televisi untuk anak yang menampilkan kekerasan, darah, dan berbau pornografi akan dilarang tayang.

”Anak-anak dan remaja adalah penonton utama kartun. Organisasi penyiaran harus membuat saluran TV khusus untuk anak-anak yang menciptakan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan generasi muda yang sehat,” tegas Administrasi Televisi dan Radio Nasional seperti dikutip CNN.

Otoritas penyiaran di Tiongkok tersebut menegaskan bahwa saluran televisi harus dengan tegas menolak plot cerita yang buruk. Sebaliknya, mereka harus menyiarkan film kartun dengan konten yang baik serta mempromosikan kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Kebijakan baru ini berlaku untuk semua film kartun dan animasi yang disiarkan di televisi maupun saluran streaming online.

Administrasi Televisi dan Radio Nasional tidak merilis satu per satu film mana yang dilarang. Namun satu per satu film kartun mulai menghilang. Salah satunya adalah film Ultraman Tiga. Itu adalah serial kartun Jepang tentang superhero yang melindungi bumi dari bahaya monster dan alien. Sejak Jumat (24/9), film tersebut tidak bisa diakses. Media yang dikelola pemerintah, Global Times, menyebutkan bahwa Ultraman Tiga dilarang kemungkinan karena plotnya yang menyuguhkan kekerasan. Misalnya saja adegan pertarungan dan ledakan.

’’Banyak orang suka menonton animasi tersebut ketika masih kecil. Ia tidak hanya membuat orang percaya adanya harapan, tapi juga tentang kenangan masa kecil. Lagi pula film itu tidak membawa dampak negative,” tegas salah satu pengguna Weibo, semacam Twitter versi Tiongkok.

Beberapa penduduk mengungkapkan bahwa jika pemerintah begitu khawatir dengan penggambaran kekerasan dan hal vulgar, maka mereka juga seharusnya melarang 4 Novel Klasik beredar. Itu adalah karya sastra yang ditulis antara abad ke 14-18 dan dianggap sebagai mahakarya sastra Tiongkok. Salah satunya, Perjalanan ke Barat, dan adaptasinya masih diajarkan pada anak-anak di sekolah. Padahal novel-novel tersebut memiliki plot tentang perang sipil, korupsi pemerintahan, eksekusi, pembunuhan, pertempuran dan romansa masa muda.

Provinsi Jiangsu sudah menerapkan kebijakan ini lebih dulu. Pada April lalu, mereka telah merilis 21 film kartun dan drama televisi yang dianggap bakal berdampak pada pertumbuhan anak-anak. Di antaranya film My Little Pony, Peppa Pig, serta Detective Conan. (sha/fat)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X