Setelah PTM, Terpaksa “Mundur”, Budaya Sekolah hingga Materi Perlu Penyesuaian Kembali

- Kamis, 23 September 2021 | 15:05 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Pekerjaan rumah para guru dan tenaga kependidikan (GTK) ada di depan mata, setelah pelaksanaan hari pertama pembelajaran tatap muka (PTM) di 54 sekolah se-Samarinda, Senin (20/9). Parahnya, learning loss atau hilangnya kemampuan siswa memahami materi pelajaran baik secara umum maupun khusus terjadi. Hal itu lantaran terlalu lama menjalani pembelajaran daring.

 

SAMARINDA–Sejak 18 Maret 2020, pandemi terjadi di ibu kota Kaltim. Membuat pemerintah mengambil kebijakan khusus, menerapkan semua metode pembelajaran lewat online. Hal itu harus dikejar dengan kembali mengulas pelajaran yang sebelumnya di tengah keterbatasan waktu.

Guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP 1 Samarinda Yuliono menuturkan, kaget saat memulai kelas tatap muka. Ketika dia menyampaikan materi relasi dan fungsi, sebagian besar siswa belum memahami. “Mau tidak mau kami mundur mengulas kembali materi yang sebelumnya diajarkan di kelas VII. Karena matematika seperti meniti anak tangga, jika terlewat satu materi dasar, tidak akan bisa melanjutkan ke tingkat lebih tinggi,” ucapnya di sela-sela kunjungan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah, Senin (20/9) lalu.

Dia tak menepis bahwa kondisi itu merupakan dampak dari pembelajaran daring yang selama ini terjadi, meski materi sudah disampaikan, kenyataannya tidak semua siswa mengikuti. Hal itu karena berbagai hal sosial seperti keterbatasan membeli kuota dan penyebab lain.

“Hal seperti itu tidak terdeteksi saat pembelajaran daring. Karena tidak ada interaksi antar-siswa maupun guru. Itu kelemahan sistem daring,” ucapnya.

Tak berbeda, Kepala SMP 1 Mulyadi kaget saat pertama kali memulai PTM. Sejumlah siswa belum mengenal budaya sekolah, misalnya dari sisi disiplin penampilan dan sejumlah aspek lainnya. Bahkan, untuk siswa kelas VIII terlihat kaku, karena mereka masuk ketika pandemi melanda, dan belum pernah sama sekali mengenal langsung atau bertatap muka dengan wali kelas, guru, serta teman sekelas. “Makanya di awal pertemuan dimulai dengan penyampaian dan perkenalan budaya sekolah oleh wali kelas, berlanjut ke mata pelajaran,” ucapnya.

Tidak hanya itu, dari sisi GTK secara psikologis dan kebiasaan pada hari pertama PTM, harus menyesuaikan diri. Misalnya mengajar pada pagi hari dan menyampaikan materi secara langsung ke siswa. “Seperti mengulang dari awal, tetapi harus dimulai,” jelasnya.

Sementara itu, siswa kelas VIII Raisyah Wardani menyambut baik pelaksanaan PTM karena setiap materi yang diajarkan bisa langsung dievaluasi bersama. Disebutnya, dalam pembelajaran daring, ketika bingung dengan suatu materi, pertanyaan yang diajukan kerap direspons lambat guru atau penyampaian tidak tuntas.

“Kalau tatap muka kami bisa langsung bertanya dan lebih responsif. Kami harap pertemuan tatap muka tetap bisa berlanjut,” tutupnya. (dns/dra/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X