Sebanyak 54 sekolah mulai kembali menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) untuk pertama kalinya, Senin (20/9), setelah selama 18 bulan belajar via dalam jaringan (daring).
SAMARINDA–Status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan pemerintah awal Juli lalu, akhirnya bisa berdampak ke dunia pendidikan.
Sekolah Tangguh Covid-19 (STC) tahap satu (14 sekolah), dan sebagian tahap dua (40 sekolah) mulai kembali beraktivitas. Pemantauan dilakukan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi di beberapa sekolah, salah satunya SMP 1 di Kecamatan Samarinda Ulu. Pemkot Samarinda didampingi Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian. Dalam agenda tersebut, keduanya menemukan laporan dari seorang guru di kelas VIII tentang learning loss. Guru mata pelajaran matematika itu harus mengulas materi pelajaran yang sebelumnya telah diajarkan pada kelas VII, yang disampaikan secara daring.
Terkait evaluasi pelaksanaan, Hetifah menuturkan, bangga dengan antusias warga sekolah atas pembukaan PTM, khususnya di Samarinda. Beberapa catatan penting yakni terhadap sanitasi dan kebutuhan air bersih di sekolah harus menjadi perhatian, apalagi SMP 1 mengeluhkan pasokan air bersih yang belum lancar. “Kami merasakan semangat dari siswa dan para guru atas agenda tersebut. Semoga semangat itu bisa dipertahankan,” ucapnya, (20/9).
Mengenai adanya learning loss, diungkapkannya juga tak lepas dari kondisi lebih dari satu tahun siswa menjalani sekolah daring. Namun, itu harus jadi evaluasi yang terus-menerus bagi pengajar agar bisa membantu siswanya mengejar ketertinggalan. “Terpenting kesehatan anak-anak bisa tetap terjaga. Untuk learning loss, kami optimistis bisa dikejar,” ungkapnya.
Tak berbeda, Rusmadi puas dalam pelaksanaan PTM yang dilaksanakan beberapa sekolah. Dia menyebut, pembukaan bertahap itu bertujuan membaca keadaan (pandemi) sambil terus melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan di sekolah. “Saat ini kondisi siswa serta guru dan tenaga kependidikan (GTK) semua aman, semoga terus berlanjut seiring tren penyebaran Covid-19 di Samarinda yang juga terus menurun,” ucapnya.
Terkait rencana selanjutnya, pria yang akrab di sapa Cak Rus itu menyebut akan melakukan evaluasi harian hingga mingguan untuk memantau kondisi. Tidak memungkinkan dalam hitungan minggu pihaknya akan menambah jumlah sekolah yang buka. “Baru 50 persen dari 40 sekolah bagian dari STC tahap kedua, masih ada 40 sekolah lagi yang sudah siap. Tetapi tetap dengan perhitungan komprehensif, menyesuaikan kondisi tren Covid-19 di Samarinda” ucapnya.
Mengenai learning loss, Cak Rus sependapat dengan Hetifah, dan menjadi tugas GTK untuk melakukan evaluasi demi mengejar ketertinggalan. (dns/dra/k8)