Mahasiswa Farmasi UMKT Teliti Tanaman Bajakah sebagai Antibiofilm

- Minggu, 19 September 2021 | 16:56 WIB
Mahasiswa UMKT,  Lysa Oktaviani Saleh (Farmasi 2018), Risca Ainun Jariah (Farmasi 2018), Islamitri Luthfiyah (Farmasi 2018), Novini (Farmasi 2019), Qur’anni Akhwatun Husna (Farmasi 2019) memanfaatkan tanaman lokal asli Kalimantan sebagai antibiofilm.
Mahasiswa UMKT, Lysa Oktaviani Saleh (Farmasi 2018), Risca Ainun Jariah (Farmasi 2018), Islamitri Luthfiyah (Farmasi 2018), Novini (Farmasi 2019), Qur’anni Akhwatun Husna (Farmasi 2019) memanfaatkan tanaman lokal asli Kalimantan sebagai antibiofilm.

Mahasiswa Farmasi Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur memanfaatkan tumbuhan asli Kalimantan, yakni tanaman Bajakah Tampala yang sempat menjadi bahan pembicaraan dalam 2 tahun terakhir karena dianggap memiliki khasiat.

Masyarakat di Indonesia mempunyai kebiasaan menggunakan obat tradisional sebagai obat alternatif untuk mengobati berbagai penyakit. Obat tradisional menggunakan bahan alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung senyawa kimia yang dikenal dengan metabolit sekunder.

Nah, salah satu tumbuhan yang secara empiris oleh masyarakat pedalaman Kalimantan dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah tumbuhahan akar bajakah (Spatholobus Littoralis Hassk). Masyarakat Dayak sejak dahulu menggunakan tumbuhan akar bajakah sebagai obat untuk mengembalikan stamina saat beraktivitas di hutan, juga digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit.

Mahasiswa UMKT, Lysa Oktaviani Saleh (Farmasi 2018), Risca Ainun Jariah (Farmasi 2018), Islamitri Luthfiyah (Farmasi 2018), Novini (Farmasi 2019), Qur’anni Akhwatun Husna (Farmasi 2019) yang di dampingi oleh Dr. Hasyrul Hamzah, S.Farm., M.Sc. memanfaatkan tanaman lokal asli Kalimantan sebagai antibiofilm. “Yang mana biofilm saat ini menjadi perhatian yang serius bagi peneliti kesehatan diseluruh dunia dikarenakan biofilm merupakan salah satu penyebab pencetus penyakit infeksi yang disebabkan oleh satu atau lebih mikroba seperti bakteri dan jamur,” beber Lysa.

Penelitian ini dikembangkan melalui kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset dan Eksakta (PKM-RE). Lysa dan kawan-kawan menggali potensi bajakah tampala sebagai antibiofilm dengan menelusuri aktivitasnya dengan berbagai pengujian pada antibakteri, antiobiofilm sampai mengarah ke biofilm polimikroba pada kateter.

Dalam penelitian ini menggunakan kulit bajakah tampala. Peneliti mengatakan bahwa kulit batang bajakah tampala memiliki aktivitas antibakteri, antijamur dan antibiofilm yang mana hal ini menjadi suatu yang sangat mengembirakan dalam bidang ilmiah. “Dikarenakan ekstrak etanol kulit bajakah tampala memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agent antibiofilm baru,” jelasnya.

Harapan peneliti, bajakah tampala dapat dibudidayakan yang akan dimanfatkan sebagai obat herbal yang mampu mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. (**/ad)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X