SENDAWAR–Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kutai Barat (Kubar). Terparah banjir merendam ribuan rumah di sejumlah kampung Kecamatan Siluq Ngurai, Jempang, Muara Pahu, Bongan, Melak, dan Mook Manaar Bulatn. Ketinggian banjir bervariasi antara 1–2 meter.
Banjir tersebut membuat ruas jalan trans Kalimantan terendam banjir. Terparah di Kampung Muara Tae, Kecamatan Jempang. “Tinggi sudah airnya mencapai 1,7 meter, Pak. Kalau sepeda motor sulit dilintasi. Kalau roda empat bisa tapi sangat rawan,” kata Mada, warga Kubar kepada media ini, kemarin.
Badan jalan yang terendam banjir ada beberapa titik berlubang. Sehingga ketika memaksakan melintasi jalan terendam banjir harus menggunakan jasa pemandu. “Kalau tidak, dikhawatirkan masuk lubang dan semakin dalam,” terangnya.
Banjir karena hujan hampir setiap hari mengguyur. Apalagi sejumlah kecamatan sepanjang jalan trans Kalimantan berada di daerah daratan rendah. Karena curah hujan tinggi, sehingga sejumlah alur anak sungai airnya meluap. Seperti di Kecamatan Jempang dan Siluq Ngurai.
Camat Jempang Jumra membenarkan, banjir terjadi sejak Rabu (15/9) hingga kemarin, air masih merangkak naik. Tidak saja merendam rumah warga. Melainkan juga merendam jalan trans Kalimantan, akses Kubar-Samarinda.
Petinggi Muara Tae Sinta mengatakan, banjir kali ini lebih besar. Hampir sama banjir pada 2005. “Kalau tahun-tahun di antaranya banjir hanya beberapa sentimeter ketinggian air. Banjir kali ini sangat besar. Bahkan jika masih hujan sehingga banjir bisa lebih parah,” kata Sinta.
Sementara banjir di Muara Pahu juga merugikan 17 hektare lahan padi. “Lahan sawah siap panen yang terendam banjir gagal panen itu 17 hektare meliputi tiga kampung, yakni Kampung Sebelang 9 hektare, Tepian Ulaq 3 hektare, dan Jerang Dayak 5 hektare,” kata Aspar.
Sementara banjir ini pun memutuskan akses jalan ke Kampung Muara Beloan, Kecamatan Muara Pahu. “Akses jalan sepanjang 9 kilometer terendam air semua. Warga hanya bisa menggunakan ketinting,” kata Hermadi, kepala Adat Muara Beloan.
Banjir pun menyulitkan warga ke ibu kota kabupaten. “Kita berharap peningkatan jalan oleh Pemkab Kubar harus menjadi perhatian. Karena banjir memuat kampung kami (Muara Beloan) terisolir,” katanya. (rud/kri/k8)