PENAJAM - Fenomena defisit anggaran tidak hanya dialami Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Tetapi, hampir seluruh kabupaten/kota mengalami hal itu. Khusus defisit APBD di PPU sekira Rp 700 miliar pada tahun ini.
Koordinator Tenaga Ahli Bupati PPU Aji Sofyan Effendi mengatakan, itu akibat peninggalan utang yang harus dibayar ratusan miliar rupiah. “Kapasitas fiskal di era Bupati PPU Abdul Gafur Mas’ud (AGM) relatif kecil akibat utang-utang tersebut. Apalagi, akhir tahun pertama kepemimpinan beliau, dunia dilanda pandemi Covid-19 yang mengharuskan APBD fokus ke penanggulangan covid dan perbaikan ekonomi masyarakat secara langsung,” kata Aji Sofyan Effendi kemarin.
Ia mengatakan itu saat dimintai tanggapannya terkait empat tokoh pemuda di PPU yang menggalang pengumpulan koin untuk disumbangkan kepada pemkab, guna menambal defisit anggaran yang nilainya sangat besar itu.
“Masyarakat tentu tidak mengetahui persoalan ini yang direfleksikan dengan pengumpulan koin. Seandainya saja mereka mengetahui dengan persis tentu simbol seperti itu tidak perlu dilakukan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, saat ini semua anggaran di-refocusing untuk Covid-19. Semua daerah di Kaltim bangkrut, tidak ada APBD yang surplus, bahkan negara pun defisit. Dalam situasi seperti ini, kata dia, yang dibutuhkan kebersamaan dan support masyarakat agar situasi masyarakat kondusif dan ekonomi tetap tumbuh walaupun susah payah.
“Hal ini sudah dilakukan oleh AGM beserta jajarannya. Namun, kita tetap harus fight dengan berbagai cara cerdas agar semua berjalan sebagaimana mestinya,” katanya.
Karena itu, lanjut dia, jangan sampai defisit APBD ini dipolitisasi oleh pihak tertentu. Sebab, di bagian publik PPU lainnya banyak juga yang menyadari situasi sulit seperti ini dan mereka support, menyadari penuh persoalan keuangan ini bukan hanya dialami PPU.
Gerakan pemuda yang mengumpulkan koin ini beritanya sampai ke tingkat provinsi. Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Setprov Kaltim Muhammad Jauhar Effendi menanggapi hal itu sebagai bentuk kepedulian masyarakat. “Wah, idenya sangat smart. Gerakan moral,” kata Muhammad Jauhar Effendi sembari mengacungkan dua ibu jari.
Sementara itu, empat tokoh pemuda pada empat kecamatan di PPU Eko Cahyo Riswanto (Waru), Gunawan (Babulu), Muhammad Hatta (Sepaku), dan Amiruddin (Penajam) sejak kemarin telah bergerak mengumpulkan uang koin dari masyarakat.
Bahkan, Koordinator Aliansi Masyarakat Peduli PPU Eko Cahyo Riswanto membuat pengumuman terbuka kepada masyarakat untuk sumbangan koin tersebut. Ia mengimbau seluruh masyarakat Waru yang ingin berpartisipasi terhadap kondisi keuangan kabupaten dengan mengumpulkan uang koin bisa menghubungi 085247965965.
“Sertakan alamat, kami akan datang untuk mengumpulkan, seikhlasnya tidak ada paksaan,” kata Eko.
Seperti diwartakan, keempat tokoh pemuda itu sepakat mengumpulkan koin untuk membantu keuangan daerah yang sedang diterjang defisit. Gerakan murni tuntutan moral bukan kepentingan politik. Koin yang terkumpul akan diserahkan melalui kecamatan dan secara berjenjang diserahkan ke Pemkab PPU. (ari/kri/k16)