Mei 2022 RI Siap Produksi Mobil Listrik

- Kamis, 16 September 2021 | 12:11 WIB
BANGGA: Jokowi mencoba mesin charger mobil listrik setelah groundbreaking pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, kemarin. (AGUS SUPARTO/SETPRES)
BANGGA: Jokowi mencoba mesin charger mobil listrik setelah groundbreaking pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat, kemarin. (AGUS SUPARTO/SETPRES)

JAKARTA – Indonesia memulai babak baru pengembangan kendaraan listrik. Hal itu seiring groundbreaking pabrik industri baterai listrik PT HKML Battery Indonesia di Karawang, Jawa Barat, (15/9).

Proyek itu merupakan realisasi investasi konsorsium LG dan Hyundai yang terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution. Menariknya, pabrik itu disebut sebagai pabrik baterai kendaraan listrik pertama baik di Indonesia maupun di kancah Asia Tenggara. ‘’Kita patut bersyukur hari ini bisa menyaksikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia. Bahkan pertama di Asia Tenggara dengan nilai investasi USD 1,1 miliar,’’ ujar Presiden Joko Widodo dalam sambutannya, kemarin.

Jokowi menuturkan, pemerintah Indonesia berupaya untuk mengubah struktur ekonomi. Dari berbasis komoditas menjadi negara industri yang berbasis pada pengembangan inovasi teknologi.

Menurutnya, pembangunan pabrik tersebut merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk melakukan hilirisasi industri. ‘’Strategi bisnis besar negara adalah keluar secepatnya dari jebakan negara pengekspor bahan mentah,’’ ucap Kepala Negara.

Jokowi menjelaskan langkah ini dalam rangka melepaskan ketergantungan pada produk-produk impor. Dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan, diharapkan dapat memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi.

‘’Saya yakin dalam 3 sampai 4 tahun ke depan melalui manajemen pengelolaan yang baik, Indonesia bisa menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel,’’ katanya. Optimisme itu disebabkan karena Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Hilirisasi industri akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan. Selain itu, pengembangan industri baterai juga akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai negara tujuan investasi.

‘’Jika diolah menjadi cell baterai nilainya bisa meningkat 6 sampai 7 kali lipat. Dan jika menjadi monbil listrik akan meningkat lebih bsar lagi nilai tambahnya yaitu 11 kali lipat,’’ ujar dia.

Jokowi mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan berkomitmen penuh untuk memberikan dukungan dan pengembangan ekosistem industri baterai dan kendaraan listrik. Dia berjanji pemerintah juga akan terus menggulirkan reformasi struktural untuk memberikan kepastian hukum dan kemudahan perizinan kepada pelaku usaha dan investor.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap kolaborasi antara perusahaan Korea Selatan dengan perusahaan Indonesia akan makin diperkuat. Namun harus melibatkan usaha mikro, kecil, dan usaha menengah. ‘’Saya berpesan agar kolaborasi yang terbangun bukan hanya di antara perusahaan-perusahaan besar atau BUMN,’’ ucapnya.

Di balik miliaran dolar investasi baterai listrik yang masuk itu, nyatanya ada proses negosiasi yang tak mudah. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menceritakan, ia harus bolak-balik Korsel hingga 7 kali dan mengganti draf nota kesepahaman (MoU) hingga pulihan kali.

‘’MoU-nya dibuat 21 kali drafnya. Lalu tujuh kali ke korea baru bisa teken (MoU). Luar biasa sekali negosiasinya,’’ ujar Bahlil dalam kesempatan yang sama.

Dia juga mengapresiasi kinerja seluruh pihak terkait hingga investasi itu goal. Dengan pembangunan pabrik baterai listrik itu, dia menyebut produksi mobil listrik bisa dilakukan mulai Mei 2022.

‘’Di Mei 2022 paling lambat Insya Allah sudah produksi. Jadi mobilnya sudah paten, ini istilah pak Menko (Maritim dan Investasi) itu patenkan barang itu. Tapi Insya Allah kita produksi,’’ tambah Bahlil.

Mantan Ketua Hipmi itu melanjutkan, pengembangan industri baterai kendaraan listrik di Indonesia dimulai dari sisi hilir. Fasilitas sel baterai itu rencananya akan memiliki kapasitas produksi sebesar 10 Giga watt hour (Gwh) dan nantinya menyuplai kendaraan listrik produksi Hyundai.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

THR-Gaji Ke-13 Cair Penuh, Sesuai Skema Kenaikan

Minggu, 17 Maret 2024 | 07:45 WIB

Ini Dia Desa Terindah nan Memesona di Jawa Tengah

Sabtu, 16 Maret 2024 | 10:25 WIB

Cuaca Ekstrem Diprakirakan hingga Mudik Lebaran

Jumat, 15 Maret 2024 | 10:54 WIB
X