Banjir Melanda Benua Etam

- Selasa, 14 September 2021 | 11:22 WIB

HAkhmad Sirodz    

Ketua Takmir Masjid Nuruz Zaman Loa Bakung

 

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia: Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. QS Ar Ruum 41.

 

Banjir adalah genangan air di permukaan tanah. Genangan ini terjadi akibat tidak baiknya sistem drainase, sehingga tumpahan air hujan dan atau kiriman air dari daerah hulu tidak tertampung oleh sungai. 

Kerusakan yang diakibatkan bencana banjir sangatlah besar, antara lain kerusakan biofisik, kerugian, dan penderitaan saat dan setelah banjir tidak dapat dihindari. Kerugian harta benda dan hilangnya nyawa selalu menghantui ketika musim hujan tiba. 

Menurut Organisasi Meteorologi Sedunia (WMO), banjir merupakan bencana alam ketiga yang banyak mengorbankan nyawa serta kerusakan harta benda. Bahkan banjir diisyaratkan menyebabkan pemusnahan modal dan investasi serta merugikan kesehatan rakyat.

 Menurut Bhima Yudhistira, peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) kerugian yang diakibatkan bencana banjir awal tahun 2020 di Jakarta saja ditaksir melebihi Rp 10 triliun lebih. 

Sementara banjir pun masih tetap berlangsung seperti di sebagian daerah pulau Kalimantan, Jawa, Sumatra dan Sulawesi serta daerah lainnya. Bahkan di Benua Etam seperti Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara banjir telah merendam belasan kecamatan dan menghambat aktivitas sosial ekonomi dan peribadatan keagamaan masyarakat. 

Demikian juga Kota Samarinda, Balikpapan dan Bontang bila hujan cukup deras beberapa daerahnya masih terendam banjir dan pemkotnya  hanya bisa pasrah, padahal dana yang tersedot untuk penanggulangan banjir terserbut telah puluhan miliar.  Ironisnya alamlah yang selalu disalahkan.

 

Penyebab Banjir

Ir Hari Sidarta dari Departemen Kimpraswil mengatakan, banjir yang terjadi akhir-akhir ini di Indonsia disebabkan dua macam. Pertama peristiwa alam seperti hujan besar dan waktunya lama, air laut pasang, kedua ulah dari manusia itu sendiri seperti melakukan pembukaan areal pertambangan batu bara, penebangan hutan serta daerah aliran sungai (DAS) yang kondisinya kritis. 

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X