QUEENS–Arthur Ashe Stadium yang berkapasitas 24 ribu penonton itu bergemuruh, Minggu (12/9) dini hari Wita. Para penonton bersorak setelah petenis Inggris Raya, Emma Raducanu melancarkan ace service yang tak mampu dibendung lawannya dari Kanada, Leylah Fernandez. Pukulan itu memungkasi perjuangan Emma di Amerika Serikat Terbuka. Sekaligus menandai sejarah barunya, merengkuh gelar grand slam pertama sepanjang karier.
Laga berdurasi 1 jam 51 menit itu berakhir dengan skor 6-4, 6-3 untuk kemenangan Emma. Yang luar biasa, sepanjang perhelatan AS Terbuka, tak satu pun lawannya mampu mencuri set dari petenis 18 tahun itu.
Insiden di tengah pertandingan sempat membuatnya ketar-ketir. Yakni, ketika lutut kirinya mengalami luka sobek setelah dia sliding demi menyelamatkan bola pada set ketiga. Akibatnya, darah mengalir cukup deras. Pertandingan dihentikan agar Emma mendapat penanganan tim medis. “Saya jatuh entah bagaimana, saya hanya berdoa tidak melakukan double fault setelah itu. Saya bersyukur masih bisa berkonsentrasi, itu sangat membantu,” terang Emma.
Dia pun mengapresiasi Leylah yang begitu ngotot untuk mencegahnya meraih kemenangan. “Leylah selalu akan bertarung, begitulah kompetitifnya dia. Saya tahu saya harus berupaya lebih keras,” jelas petenis kelahiran Kanada itu. “Saya pikir levelnya sangat tinggi. Saya berharap, kami lebih sering bertemu di lebih banyak turnamen dan final,” ucapnya.
Atas capaiannya tersebut, Emma berhak atas hadiah USD 2,5 juta (setara Rp 35,68 miliar). Selain itu, peringkatnya langsung melejit. Bila per 30 Agustus dia masih berada di peringkat 150, kemenangan ini membuatnya kini melejit ke peringkat 32.
Raducanu juga menyamai torehan ratu tenis dunia Serena Williams yang menjuarai grand slam di usia 18 tahun. Itu terjadi pada 1999 saat adik Venus Williams itu mengalahkan Martina Hingis. “Aku rasa ini menunjukkan masa depan tenis dunia di sektor tunggal putri,” ucapnya.
Dia juga menyandang status petenis putri pertama Inggris Raya yang berhasil menjuarai grand slam sejak Virginia Wade pada Wilmbledon 1977. Keberhasilan tersebut turut disambut hangat keluarga Kerajaan Inggris. Bahkan, Ratu Elizabeth II mengirimkan surat khusus untuk Emma selepas kemenangan tersebut.
“Saya menyampaikan selamat kepada kesuksesan Anda memenangi kejuaraan AS Terbuka. Sebuah capaian yang luar biasa pada usia yang begitu muda. Itu adalah buah dari kerja keras dan dedikasi Anda,” tulis surat Sang Ratu, dilansir dari Daily Mail.
Yang Mulia pun menuliskan bahwa penampilan Emma maupun Leylah yang sama-sama masih belia, akan menginspirasi generasi berikutnya. Mendapat surat dari sosok yang luar biasa, Emma kehabisan kata-kata. “Ini benar-benar sangat berarti bagi saya bisa mendapat ucapan selamat dari Yang Mulia. Beliau adalah sosok yang menginspirasi masyarakat seluruh negeri dan saya mendapatkan perhatiannya!” ucap Emma.
Karena itu, dia benar-benar bisa benar-benar merasakan kehormatan mendapatkan ucapan selamat tersebut. “Saya masih sulit memercayai ini. Mungkin saya akan membingkai surat ini,” selorohnya. (ndy2/k8)