Pandemi Picu Learning Loss di Kaltim

- Senin, 13 September 2021 | 10:17 WIB
Siswa sangat rindu bertemu dan belajar tatap muka.
Siswa sangat rindu bertemu dan belajar tatap muka.

Screening menunjukkan banyak siswa tak mampu memenuhi indikator standar. Learning loss karena pembelajaran jarak jauh tak hanya terjadi di pelosok, tetapi juga di perkotaan.

 

 

Hujan mengguyur Balikpapan, Kamis (9/9) lalu. Pagi itu, di sebuah sekolah dasar (SD) negeri di Balikpapan, sebuah kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) sedang dilaksanakan. Atas permintaan kepala sekolah, identitas sekolah dirahasiakan.

“Kami mulai PTM sejak Agustus lalu,” kata kepala sekolah yang namanya tidak ingin dikorankan. Kata dia, PTM ini tidak mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan. Karena memang, sejak Balikpapan menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, PTM belum boleh digelar. Namun, kata dia, pihak dinas disebut telah mengetahui.

“Mau tidak mau kami harus PTM. Kondisi wilayah dan siswa tidak memungkinkan belajar daring secara maksimal,” ungkap kepala sekolah. Pengalaman tahun ajaran lalu, sekolah tidak mampu memaksa siswa belajar daring secara penuh. Mayoritas orangtua siswa tidak mampu menyediakan smartphone untuk anak mereka. Walhasil, banyak anak bergantung pada ponsel orangtua. Jika orangtua pergi bekerja, anak tak bisa sekolah daring. Bahkan untuk mengumpulkan tugas, banyak siswa terpaksa melewati deadline karena harus menunggu orangtua mereka pulang.

“Orangtua siswa kebanyakan pekerja. Ada yang petani, juga pedagang. Kebanyakan mereka tidak mampu finansial atau meluangkan waktu mendampingi anak belajar daring,” ungkapnya.

Sekolah pernah mendapat bantuan smartphone. Tapi hanya tiga unit. Selain itu, karena berada di wilayah pinggiran kota, sejumlah kawasan di wilayah ini blank spot. Tak banyak pula rumah tangga yang memiliki koneksi internet. Kondisi ini membuat pihak sekolah memaksakan diri melaksanakan PTM terbatas. Mengantisipasi banyaknya siswa yang absen ketika belajar daring.

“Saat proses pengenalan lingkungan pada siswa baru, orangtua dikumpulkan. Dari kelas 1 sampai 6. Kami umumkan buka PTM terbatas. Guru-guru pun menyanggupi karena kondisinya memang tidak memungkinkan belajar daring,” jelasnya.

Setiap guru kelas menjadi penanggung jawab. Setiap hari, Senin hingga Kamis, guru akan membuka kuota siswa yang akan mengikuti sekolah luring. Diumumkan di grup WhatsApp. Terbatas, maksimal hanya 10 siswa per kelas. Sekolah tidak memaksa orangtua agar anak mereka belajar luring. “Siswa daftar sehari sebelumnya. Pelaksanaannya sendiri sehari hanya dua jam belajar. Kami terapkan prokes (protokol kesehatan). Seperti jaga jarak dan pakai masker,” ujar pria berkacamata itu.

Dalam prosesnya, pihak sekolah merasakan perubahan. PTM terbatas membuat siswa semangat belajar. Guru pun tidak keberatan meski harus dua kali mengajar, luring, dan daring. Orangtua siswa pun tidak khawatir soal kondisi psikologis dan akademis anak mereka.

“Yang terpenting bagaimana anak-anak mengenal gurunya. Yang terjadi sebelumnya, ada anak yang panggil om pas bertemu gurunya, karena memang tidak pernah bertemu langsung,” sebutnya.

Dia hanya berharap pemerintah segera mengeluarkan rekomendasi untuk penyelenggaraan PTM. Karena dia khawatir terjadinya learning loss. Situasi di mana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis. Ini terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan.

“Wilayah (kelurahan) ini zona kuning. Semoga kembali hijau. Dan bisa segera PTM agar anak-anak bisa sekolah dan belajar seperti biasanya,” terang dia.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X