Eksistensi Radio di Pusaran Kompetisi

- Jumat, 10 September 2021 | 12:32 WIB

Andi Muhammad Abdi

Komisioner KPID Kaltim

 

 

Genap 76 tahun usia radio saat ini. Sejak berdiri 11 September 1945 hingga sekarang, sumbangsih radio tak terbilang. Sepanjang sejarah, kehadiran radio esensial dalam mewarnai dinamika bangsa. Baik pada masa perang, proklamasi kemerdekaan, peristiwa bencana alam, hingga di masa pandemi Covid-19, radio selalu berperan menyalurkan informasi berharga yang dibutuhkan masyarakat.

Dalam konteks penyiaran di daerah, radio terdepan dalam meneguhkan nilai dan kearifan budaya lokal. Radio merupakan medium yang menyajikan wajah lokalitas dengan konsisten. Ragam mata acara yang disiarkan merefleksikan peristiwa dan kepentingan masyarakat daerah secara nyata dan apa adanya.

Data Nielsen pada kuartal III tahun 2017 menunjukkan, terdapat 62,3 juta pendengar radio di Indonesia. Pendengar tersebut terbagi menjadi 56 persen anak muda dan 44 persen lainnya orang dewasa.

Selama pandemi Covid-19 berlangsung, radio Indonesia mengalami tren positif. Merujuk laman PRSSNI, total pendengar di 10 kota besar di Indonesia pada April hingga Juni 2020, naik lebih dari satu juta pendengar dibandingkan sebelum pandemi.

Transformasi Radio

Sejalan kemajuan teknologi yang kian melesat, eksistensi radio mengalami pasang surut. Munculnya media baru berbasis internet dan digital telah mengubah kecenderungan masyarakat dalam mengakses informasi. Radio tidak lagi menjadi primadona layaknya di tahun 80 dan 90-an.

Riwayat radio belum tamat. Kemunculan media baru bukanlah pesaing yang akan menggeser, melainkan pelengkap yang dapat melipatgandakan keunggulan radio.

Untuk beradaptasi, radio terus berinovasi. Salah satunya dengan jalan konvergensi. Konvergensi media merupakan bergabungnya media telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus. Konvergensi menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi, dan pemrosesan seluruh bentuk informasi, baik visual, audio, data, dan sebagainya (Preston, 2001).

Saat ini radio telah bertransformasi menjadi multimedia, multiplatform dan konvergen. Memiliki suara dan gambar, lebih interaktif, partisipatif, shareable, dan tidak satu arah. Secara umum radio yang beradaptasi telah memiliki portal website, radio streaming, podcast, aplikasi Android serta media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan YouTube.

Dengan radio streaming misalnya, seluruh informasi dapat disebarluaskan bersamaan dan menjangkau pendengar secara lokal dan global. Sedangkan media sosial dapat menjadi kanal interaktif antara penyelenggara radio dengan para pendengar.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X