Kajian Proyek Kereta Kaltim Dilanjutkan Tahun Depan

- Kamis, 9 September 2021 | 10:21 WIB
Proyek kereta api Kaltim bekerjasama dengan Rusia akhirnya batal. Namun tahun depan katanya akan dilanjutkan dengan diawali studi kelayakan.
Proyek kereta api Kaltim bekerjasama dengan Rusia akhirnya batal. Namun tahun depan katanya akan dilanjutkan dengan diawali studi kelayakan.

BALIKPAPAN–Studi pembangunan jalur kereta api di Kaltim kembali masuk kegiatan prioritas Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pada 2022. Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kemenhub, mengalokasikan penyusunan studi kelayakan atau feasibility study (FS), rencana penyelenggaraan kereta api perkotaan ibu kota negara (IKN) baru yang termasuk dalam program pengembangan perkerataapian di Kaltim.

Untuk diketahui, pada tahun ini, Subdit Pengembangan Jaringan dan Lalu Lintas Kereta Api Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, menyusun dua kajian perencanaan jalur kereta api di Kaltim. Yaitu, jalur kereta api Bandara SAMS Sepinggan menuju calon IKN baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara (PPU), dan Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar). Kemudian, jalur kereta api perkotaan Balikpapan menuju kawasan calon IKN baru. Mengutip https://lpse.dephub.go.id/, kegiatan tersebut bersumber dari APBN 2020 yang pelaksanaannya ditunda karena refocusing.

 Paket kegiatan dengan nama “Studi Kelayakan Penyelenggaraan Perkeretaapian dalam Rangka Mendukung Ibu Kota Negara Baru (Jk.07-20) Lelang Tidak Mengikat”, dikerjakan PT Atlas International Indah dengan nilai kegiatan sekitar Rp 2,861 miliar. Namun, belum disampaikan, berapa pagu indikatif untuk lanjutan kegiatan penyusunan FS rencana penyelenggaraan kereta api perkotaan IKN pada tahun depan. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menyampaikan, angkutan kereta api memiliki sifat massal. Sehingga efisien apabila dibangun menjadi angkutan umum. Dari sifat dan karakteristik kereta api itulah, Kemenhub harus melihat secara benar bagaimana pemanfaatan pembangunan jalur kereta api tersebut.

Termasuk rencana pembangunan jalur kereta api di Kaltim. Sehingga bisa memberikan nilai ekonomi kepada masyarakat. Baik itu mengatasi kemacetan, mengurangi polusi, maupun mempersingkat waktu perjalanan masyarakat yang menggunakan kereta api. “Dengan sifatnya menjadi angkutan alternatif dan massal, akan sangat efisien apabila jalur kereta api untuk angkutan penumpang dibangun di perkotaan. Sementara untuk angkutan barang, akan lebih efisien untuk melayani logistik industri,” katanya, pekan lalu.

Karakteristik lain yang menjadi pertimbangan, investasi jalur kereta api yang mahal. Menurut perhitungan, untuk 1 kilometer pembangunan jalur kereta api bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp 60–100 miliar. “Kalau membangun satu sampai 1 kilometer, artinya tidak worth it (setimpal). Makanya, sekali menetapkan membangun jalur kereta api membutuhkan investasi yang demikian besarnya. Ini juga yang menjadikan kita harus hati-hati dalam melakukan investasi perkeretaapian,” jelas pria berkacamata itu.

Apalagi, berdasarkan pengalamannya selama ini, setelah tahapan pembangunan selesai, pengoperasian jalur kereta api di tahap awal pasti perlu mendapatkan subsidi operasional dari pemerintah. Hal itu hampir terjadi pada semua jalur kereta api yang sudah dibangun. “Baik kereta perintis maupun PSO (public service obligation atau penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik),” tuturnya.  

Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kaltim HM Aswin menyampaikan, sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS), konsep pengembangan jalur kereta api di Pulau Kalimantan sebagai kereta api logistik atau barang trans Kalimantan. Namun, dengan adanya rencana pemindahan IKN ke Kaltim, maka berpotensi dikembangkan menjadi kereta api penumpang. Lanjut dia, Kemenhub telah menyusun studi kelayakan dan trase jalur kereta api Kaltim sejak 2016.

Menurut dia, perlu percepatan realisasi investasi dalam pengembangan jalur kereta api untuk pertumbuhan ekonomi Kaltim. “Jadi sudah ada rencana pembangunan Kaltim dan Kalimantan secara keseluruhan. Jaringan kereta api Kaltim sampai Kalbar. Namun, jalur kereta apinya belum dibuat, tapi perencanaannya sudah selesai,” katanya. Sesuai dengan RIPNAS Perkeretaapian yang disusun Kemenhub sebelumnya, pembangunan awal akan dilaksanakan pada 2020–2023. Dengan rencana pembangunan jalur Balikpapan-Tanah Grogot (Paser)-Tanjung (Tabalong, Kalsel). Bersamaan dengan rencana pembangunan jalur kereta api Balikpapan-Samarinda. Kedua kegiatan tersebut akan dikerjakan hingga tahap keempat pada 2025–2030.

Untuk rute Samarinda-Bontang-Sangatta (Kutim) telah disusun studi kelayakan pada 2016 dan penyusunan trase setahun kemudian. Rute Balikpapan-Samarinda telah dilaksanakan FS, serta survei, investigasi, dan desain (SID) pada 2018. Sementara rute Tanjung-Tanah Grogot-Balikpapan telah dilaksanakan penyusunan FS dan trase pada 2015. Kemudian, analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pada 2016 dan detail engineering design (DED) pada tahun yang sama. “Dalam RIPNAS, Balikpapan-Samarinda yang lebih dulu diutamakan. Cuma sampai sekarang belum dilaksanakan. Mudah-mudahan segera jalan,” harap Aswin. (kip/riz/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X