Bupati dan Wabup Inspeksi Pembangunan Perkantoran, PPKM Jadi Kendala Utama

- Rabu, 8 September 2021 | 12:08 WIB
TINJAU LANGSUNG: Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh didampingi Wabup Yohanes Avun meninjau pembangunan perkantoran. JODY KRISTIANTO/KP
TINJAU LANGSUNG: Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh didampingi Wabup Yohanes Avun meninjau pembangunan perkantoran. JODY KRISTIANTO/KP

Rombongan bupati melakukan pemantauan terkait pembangunan kantor Pemerintahan Mahulu di Kawasan Sebenaq, Kampung Ujoh Bilang, Kamis (2/9) lalu. Tujuannya melihat sejauh mana hasil pengerjaan pembangunan pemerintahan pertama, yang ditargetkan rampung 26 September mendatang.

 

UJOH BILANG–Dalam inspeksi tersebut, Bupati Mahakam Ulu (Mahulu) Bonifasius Belawan Geh didampingi Wakil Bupati Yohanes Avun, Sekda Mahulu Dr Stephanus Madang, serta OPD terkait dan perwakilan kontraktor PT Brantas Abipraya.

Pemantauan meliputi tiga gedung utama, yakni Kantor Bupati, Bappelitbangda, serta DPRD Mahulu. Mengusung konsep selaras dengan alam, bangunan nantinya kental nilai estetika etnis Dayak, yaitu Lamin, ketiga bangunan itu menelan anggaran Rp 331 miliar yang dimulai sejak 2019. Dalam skema pengerjaan kontrak jamak itu telah mendapatkan masa perpanjangan pengerjaan satu kali.

Bonifasius menuturkan, dia bersama jajaran ingin melihat secara langsung progress pengerjaan kantor pemerintahan yang telah dicanangkan beberapa waktu lalu. “Dengan melihat kondisi secara langsung, tentu akan dievaluasi, mendengarkan kendala yang terjadi selama pandemi. Dan selanjutnya menentukan untuk tahapan langkah terkait pembangunan kantor utama seperti apa ke depannya,” ujar bupati.

Selain itu, Wabup Mahulu Yohanes Avun mengatakan, melihat secara keseluruhan pengerjaan perkantoran baru mencapai 70 persen, dengan tenggat kontrak sebelumnya yang telah mendapat masa perpanjangan waktu pengerjaan menjadi 26 September.

Avun menyebut, Pemkab Mahulu menerima berbagai keluhan yang menjadi kendala sampai saat ini kontraktor masih belum bisa menyelesaikan proses pembangunan. Salah satu akar pokok permasalahan adalah dimulainya penerapan PPKM, yang tidak hanya berdampak di Mahulu, tetapi secara nasional.

Seperti pekerja berasal dari Jawa susah masuk ke Mahulu, karena banyak yang belum vaksin. Setidaknya pekerja menunggu giliran vaksin baru bisa datang untuk bekerja. Begitu pula hambatan bahan dari pabrik yang notabene berkurang kinerjanya karena PPKM, bahan bangunan akhirnya terdampak.

Belum lagi kriteria bahan bangunan dasar seperti pasir dan batu yang didatangkan dari hilir, karena tidak memenuhi standar tertentu untuk digunakan. Serta distribusi bahan mengikuti pasang surut Sungai Mahakam, karena moda transportasi utama adalah sungai.

“Jadi banyak kendala kami dengar, tentunya akan dirapatkan kembali apakah ada perpanjangan nantinya,” tutup Avun. (*/sya/dra/k8)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X