1 September merupakan hari lahirnya polisi wanita (polwan). Menginjak usia ke-73, sejumlah kegiatan sosial dilakukan jajaran Polwan Polda Kaltim saat pandemi. Mulai donor darah, anjangsana, ziarah ke taman makam pahlawan hingga memberi bantuan sosial lainnya.
MUHAMMAD IBRAHIM, Balikpapan
TUGAS polwan di Indonesia terus berkembang. Tidak hanya menyangkut masalah kejahatan perempuan, anak-anak dan remaja, narkotika dan masalah administrasi, bahkan berkembang jauh hampir menyamai berbagai tugas polisi laki-laki lainnya. Salah satunya dengan menjadi seorang penjaga perdamaian (peacekeeper) Formed Police Unit.
Diketahui, Polri mulai menghadirkan polwan sebagai peacekeeper dari 2018 hingga saat ini. Di mana tugas polwan tidak hanya jadi “pemanis” di kontingen, namun juga diberi kesempatan menjadi tim inti pasukan.
Polwan dari berbagai daerah pun dikirimkan untuk menyukseskan misi perdamaian tersebut. Salah satunya tiga polwan dari Polda Kaltim bergabung ke dalam Kontingen Satuan Tugas (Satgas) Formed Police Unit (FPU) 3 Minusca (United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in the Central African Republic). Bertugas misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Afrika Tengah.
Tiga polwan tangguh itu adalah Briptu Dina Amalia, Briptu Ayu Saidevi, dan Briptu Ira Mayalita. Ketiga orang polwan itu merupakan alumni Sekolah Polisi Negara (SPN) Mojokerto dan telah mengabdi selama enam tahun di Korps Bhayangkara.
Briptu Ayu Saidevi dan Briptu Ira Mayalita sebelumnya berdinas di Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Kaltim. Keduanya sudah tak asing lagi di dunia medis dan kesehatan. Sebab, mereka telah menyandang gelar ahli madya keperawatan setelah menyelesaikan kuliah di Politeknik Kesehatan Samarinda selama tiga tahun.
Tak hanya itu, dua perempuan itu juga pernah terpilih menjadi relawan Covid-19 sebagai tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta selama kurang lebih dua bulan tahun lalu.
Selanjutnya, ada Briptu Dina Amalia yang sebelumnya berdinas di Subdit IV Ditreskrimum Polda Kaltim. Dirinya bergabung ke tim khusus yang menangani permasalahan perlindungan perempuan dan anak.
Tim khusus tersebut juga telah menorehkan prestasi dengan mendapatkan penghargaan dari Koordinator Nasional Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRCPPA) atas kinerja yang baik dalam menangani kasus-kasus kejahatan yang melibatkan perempuan dan anak.
Perempuan yang memiliki hobi bersepeda itu juga pernah terlibat dalam misi kemanusiaan untuk membantu korban gempa dan tsunami di Palu pada 2018 lalu. Dengan rasa kepedulian dan empati yang dimilikinya, dia membantu pemulihan trauma khususnya bagi anak-anak di Kabupaten Sigi dengan mengajak bermain dengan pola edukasi serta menghibur.
Prestasi itu tentu saja merupakan sebuah kebanggaan bagi Polri khususnya Polda Kaltim yang memiliki personel polwan dengan keberanian dan mental tangguh untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negara.
Dengan berbagai macam prestasi yang dimiliki, mereka mengaku sudah memahami risiko yang ditempuh sebagai pasukan perdamaian di wilayah konflik. Kini, ketiganya tengah ikut dalam pelatihan pra-penugasan yang berlangsung lima bulan sebelum diberangkatkan ke daerah misi di Kota Bangui, Afrika Tengah pada 11 September 2021.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Yusuf Sutejo mengatakan, Hari Jadi Polwan digunakan untuk memunculkan kembali semangat srikandi Indonesia. Bangkit mewujudkan Indonesia maju. Semangat Hari Jadi Polwan menjadi cambuk penyemangat dalam menjalankan tugas-tugas pengabdian. “Semoga polwan bisa lebih semakin profesional menghadapi era perkembangan zaman yang semakin maju,” terang Yusuf.
Diketahui, peringatan HUT ke-73 Polwan kali ini mengangkat tema “Transformasi Polri yang Presisi Polwan Siap Mendukung Percepatan Penanganan Covid-19 untuk Masyarakat Sehat dan Pemulihan Ekonomi Nasional menuju Indonesia Maju”.
Pengiriman pasukan Garuda Polri itu sebagai wujud peran aktif bangsa Indonesia. Selain itu, bukti konsistensi Polri melaksanakan misi perdamaian PBB serta ketertiban dunia. Sebanyak 153 peserta latihan pra-penugasan dibekali kemampuan bahasa Prancis, special weapons and tactic (SWAT), keterampilan mengemudi kendaraan taktis, food and beverages, mekanik kendaraan bermotor, dan teknologi informasi. (rom/k15)