Teri Asin Apiapi Tembus Pasar Nasional

- Kamis, 2 September 2021 | 12:06 WIB
PROSPEKTIF: Junaedi (paling kanan) bersama pekerja di tempat pengolahan teri di Apiapi, Waru, PPU.
PROSPEKTIF: Junaedi (paling kanan) bersama pekerja di tempat pengolahan teri di Apiapi, Waru, PPU.

PENAJAM - Kendati masa pandemi Covid-19 produksi ikan teri asin yang dikumpulkan dari nelayan Apiapi, Kecamatan Waru, Penajam Paser Utara (PPU) bisa tembus pasar nasional di Jakarta.  Namun, akibat harga ikan teri asin yang fluktuatif menyebabkan pengiriman ikan teri ke ibu kota Republik Indonesia itu untuk sementara waktu dihentikan.

“Setiap kali pengiriman ikan teri asin ke Jakarta sampai 2,5 ton. Kami hentikan karena hitungannya rugi pada tingkat harga. Apalagi setelah dipotong transportasi dan lain sebagainya,” kata Pengusaha Ikan Teri Asin Apiapi, Junaedi yang ditemui koran ini di tempatnya mengumpulkan ikan teri dari nelayan Apiapi, kemarin.

Saat ini, lanjut dia, ikan teri yang dikumpulkan dari nelayan setempat mencapai 500 kilogram per hari. Dikonsentrasikan untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal saja, yaitu Balikpapan, dan Tanah Grogot, Paser. Sedangkan untuk pasar PPU, kata tokoh nelayan ini, prospek pemasarannya sangat kecil.

“Untuk memenuhi kedua pasar Balikpapan dan Paser itu minimal saya mengirim dalam jumlah 1 ton ikan teri asin,” ujarnya.

Usaha yang dibukanya ini untuk menyiasati perputaran ekonomi di sela-sela pandemi. Tidak hanya untuk kepentingan ekonomi keluarganya semata, namun, usaha yang ditekuninya sekarang juga membantu warga lainnya, terutama para nelayan Apiapi, dan sekitarnya, yang mencapai 19-20 nelayan.

“Ikan teri yang saya kumpulkan juga berasal dari nelayan Sesulu,” terangnya. Sesulu dan Apiapi adalah desa bertetangga di Waru, yang letaknya berdekatan.

Teri yang diterimanya dari nelayan tidak langsung dipasarkan. Setidaknya ia mempekerjakan 7 orang perempuan untuk melakukan penyortiran. Untuk selanjutnya ikan teri yang sudah melewati proses sortir kemudian direbus dengan tambahan garam grosok. Fungsinya supaya ikan teri awet dan tidak cepat membusuk.

“Jadi, ikan yang dipasarkan ke luar daerah sudah melalui tahapan perebusan, penggaraman, penjemuran, penyortiran, pengemasan, dan penimbangan,” kata Junaedi.

Berkaitan untuk menaikkan hasil tangkap ikan, ia berharap perhatian pemerintah daerah untuk membantu nelayan berupa bagang apung. “Selama ini nelayan mengoperasikan bagang tancap yang sudah langka. Ya, minta perhatian pemerintah agar membantu ketersediaan bagang apung agar nelayan bisa meningkatkan hasil tangkapan ikan,” katanya.

Kepala Dinas Perikanan PPU Andi Trasodiharto saat dihubungi berkaitan dengan aspirasi tokoh nelayan di wilayah kerjanya ini berujar segera menjadi perhatiannya. Saat ini, kata dia, dinas yang dipimpinnya membawahi 279 kelompok nelayan yang jumlah anggotanya mencapai 3900 orang nelayan perikanan tangkap.

Jumlah itu belum lagi ditambah nelayan yang bergabung pada kelompok pengolah dan pemasar hasil produk perikanan, dan kelompok masyarakat pengawas. Program kerja dinasnya sejauh ini adalah telah menyalurkan bantuan ke masyarakat nelayan berupa mesin kapal, kapal lengkap, bubu, perbengkelan, dan bibit bandeng. (ari/kri)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X