Hasil laut Kaltim dinilai punya potensi yang besar. Tak hanya bisa memenuhi keperluan sendiri. Juga, ekspor ke berbagai negara.
SEKTOR perikanan di Kaltim memang belum banyak berkontribusi bagi perekonomian. Namun, sektor ini juga punya potensi besar untuk dikembangkan. Mengingat, Benua Etam juga punya laut yang luas.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, sektor perikanan punya andil sebesar 1,7 persen terhadap ekonomi Kaltim. Namun, kondisi pandemi beberapa waktu terakhir, cukup berdampak pada sektor perikanan. Syukur, perlahan mulai bangkit.
“Terkait dampak pandemi terhadap komoditas perikanan, informasi yang kami peroleh dari pelaku perikanan, pada Triwulan II 2020 kinerjanya menurun. Penyebabnya karena menurunnya permintaan dari domestik, khususnya industri pengolahan dan pasar ekspor,” beber Tutuk.
Di sisi lain, pengiriman juga sempat tertunda selama dua pekan. Namun sejak awal 2021 kondisi mulai membaik walaupun belum pulih. Pengiriman juga sudah tidak ada hambatan.
Sedangkan, saat ini komoditas perikanan yang banyak berkontribusi terhadap ekspor Kaltim adalah udang.
Untuk diketahui, memang udang windu hasil petambak Kaltim memiliki kualitas tinggi. Produk udang windu itu dihasilkan dari budi daya alami yang banyak dihasilkan di Kutai Kartanegara. Namun, komoditas perikanan yang potensial di Kaltim juga masih banyak. Tidak semata udang windu .
Memang, mayoritas atau hampir 90 persen dari total ekspor perikanan Kaltim didominasi udang-udangan. Namun, setelah udang, mungkin ada yang potensial tapi pangsanya masih kecil. Tutuk memerinci komoditas potensial itu antara lain aneka kepiting, sekitar 4,7 persen dari total ekspor perikanan Kaltim. Lalu, aneka ikan kerapu dan bandeng sekitar 2 persen. “Serta aneka ikan salmon sekitar 1,1 persen dan aneka lobster 0,4 persen,” jelasnya.
Pangsa perikanan ke depan memang seharusnya cukup bagus. Proyeksi hingga 2030 kebutuhan protein ikan terus meningkat.
Pada akhir 2020, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan, pada 2021, kegiatan perikanan budi daya untuk udang, bandeng, dan lainnya terus dikembangkan.
“Karena kita punya target meningkatkan ekspor udang hingga 250 persen pada 2024. Dan untuk Kaltim, sebagai tempatnya udang windu. Poinnya, terus dukung perikanan budi daya di Kaltim,” tutur Slamet.
Selain udang-udangan, potensi ekspor ada pada kerapu, yang terus dikembangkan. Saat ini, salah satu daerah yang banyak melakukan budi daya kerapu adalah Pulau Maratua, Berau. Di pulau terluar Indonesia ini, rata-rata masyarakatnya hidup dari berdagang ikan atau menjadi nelayan.
Camat Maratua Marsudi menyebut, saat ini masyarakat sudah hidup dari laut dan ikan yang mereka tangkap. Di sisi lain, sebagian masyarakat juga melakukan budi daya ikan kerapu. Menurut dia, budi daya ikan itu di Maratua cukup potensial. “Langsung untuk ekspor kalau ikan kerapu,” bebernya.