Sulap Jalanan

- Sabtu, 28 Agustus 2021 | 11:14 WIB

Bambang Iswanto

Dosen UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda

 

 

BERBICARA tentang sulap jalanan, Zack Mirza adalah salah satu yang tidak bisa ditinggalkan. Zack merupakan pesulap jalanan terkenal, pengisi acara sulap “illusion of Grandeur”, yang disiarkan sebuah televisi besar di Amerika Serikat (AS). Aksi sulap jalanannya selalu membuat para pejalan di kota besar AS terkesan.

Dalam setiap aksinya di jalanan kota besar AS seperti Toronto, New York, Austin, Las Vegas, dan Detroit, Zack menjadikan latar jalanan mulus sebagai aksi panggungnya. Terlihat jalan-jalan bagus, rata, dan mulus yang tentunya nyaman dilalui oleh pengendara apapun termasuk pejalan kaki.

Cukup sampai di sini tentang pesulap jalanan Zack Mirza dengan aksi sulap jalanannya yang selalu menarik ditonton secara gratis oleh para penonton yang merupakan pejalan kaki.

Ada yang lebih menarik dibandingkan pesulap jalanan tersebut di Samarinda. Tidak jauh dari kata sulap dan jalanan. Lebih tepatnya menyulap jalanan. Istilah ini menjadi trending seiring dengan kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan beberapa menteri, beberapa hari lalu.

Istilah sulap jalanan sebenarnya merujuk kepada kondisi jalanan yang tiba-tiba berubah. Dari kondisi jelek, berlubang, banyak genangan air, bolong-bolong, tidak rata, bergelombang, dan seterusnya menuju kondisi mulus, rata, dan tidak bolong-bolong. Perubahan itu tidak perlu memakan waktu lama, dalam hitungan “sekejap” hari.

Itulah sebabnya disebut sebagai sulap. Sebagian media menyebutnya jalanan “sim salabim” sebuah ucapan lazim seperti mantra yang mendahului aksi sulap. Sulapannya adalah jalan rusak tiba-tiba mulus.

Salahkah proyek sim salabim jalanan itu? Jawabannya bisa macam-macam, bergantung niatnya. Jika niatnya benar-benar ingin memperbaiki jalanan karena keperluan atau hajat orang banyak, tentu saja itu niat yang sangat mulia. Warga pasti mendambakan jalan yang di kotanya mulus, rata, dan tidak berlubang. Sehingga nyaman dijalani oleh siapa pun.

Seluruhnya sadar bahwa jalan merupakan hal yang sangat penting. Jalan bisa menentukan kenyamanan berurusan orang banyak yang akhirnya bermuara pada lancarnya perputaran ekonomi suatu daerah. Jika jalan bagus, roda ekonomi bisa bagus. Sebaliknya jika jalan suatu daerah banyak yang rusak, maka gerak roda perekonomian bisa terhambat.

Pemulusan jalan akan bermasalah jika niatnya hanya untuk “dipersembahkan” kepada segelintir pejabat yang akan datang, presiden dan menteri pendampingnya. Bukan untuk didedikasikan kepada rakyat.

Presiden dan menteri dalam hitungan tahun atau dalam hitungan masa pemerintahannya mungkin hanya sekali atau dua kali melewati jalanan yang disulap. Sementara masyarakat yang menggunakan jalanan tersebut sangat sering bahkan ada yang setiap hari.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X