Hoaks Varian Delta Berasal dari Radiasi Jaringan 5G

- Rabu, 25 Agustus 2021 | 12:02 WIB

KABAR varian Delta Covid-19 yang memiliki kaitan dengan jaringan 5G masih banyak ditemukan di media sosial. Misalnya unggahan akun Facebook Rokhim Aji Riyanto tentang kolase foto-foto tower seluler. Katanya, varian Delta itu sebenarnya adalah radiasi dari sinyal 5G. 

Narasinya di bangun dulu kalau Delta itu berbahaya. Setelah rakyat dunia percaya dan tower-tower 5G sudah berdiri di seluruh dunia, baru senjata ini di mainkan. Rakyat makin yakin kalau ada varian Delta yang berbahaya. Padahal itu Radiasi sinyal 5G. Depopulation Agenda  silent weapon,” tulis akun tersebut pada 8 Agustus 2021. 

Selain menyebut varian Delta Covid-19 adalah agenda pengurangan jumlah penduduk, akun tersebut memperlihatkan beberapa foto. Di antaranya, tower seluler dengan tulisan Delta. Ada juga tower-tower seluler yang bentuknya menyerupai pohon palem (bit.do/DeltaRadiasi5G).

Tentu saja itu merupakan kabar yang menggelikan. Sebab, nama Delta dalam foto tower tersebut merupakan identitas Delta Group atau Delta Power Solutions, sebuah bisnis infrastruktur Taiwan yang didirikan pada 1971. Sama sekali tidak ada kaitannya dengan Covid-19. 

Dalam situs resminya, Delta merupakan perusahaan penyedia catu daya switching dan kipas brushless terbesar di dunia. Produk Delta meliputi energi terbarukan, komponen, jaringan, otomatisasi industri, elektronik otomotif, dan solusi tampilan. Anda dapat membacanya di bit.ly/PerusahanJaringan.

Portal berita Reuters juga mengulas informasi menyesatkan itu. Ulasan yang terbit pada 6 Agustus 2021 tersebut menjelaskan, peralatan 5G yang diproduksi oleh penyedia energi asal Taiwan, Delta, tidak berkaitan dengan varian Delta Covid-19 yang muncul kali pertama di India. 

Varian tersebut diberi nama di bawah sistem pelabelan baru pada Mei 2021. Sebelum itu, varian tersebut dikenal sebagai varian India lantaran muncul di India pada Oktober 2020. Varian tersebut dipercaya menjadi penyebab gelombang kedua pandemi Covid-19 di India. 

Varian itu juga memiliki nama B.1.617.2 yang merupakan turunan dari B.1.617. Kemudian diganti dengan nama Delta sebagai bagian dari keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memberi nama varian virus corona dengan alfabet Yunani. Penamaan itu dilakukan untuk menyederhanakan diskusi dan pengucapan serta menghindari stigmatisasi. Anda dapat membacanya di bit.ly/SesuaiAlfabetYunani. (zam/c17/fat/luc/k16)

 

FAKTA

Varian Delta Covid-19 tidak ada hubungannya dengan perusahaan jaringan Delta asal Taiwan. Penamaan Delta sebagai varian virus dilakukan menggunakan alfabet Yunani untuk mempermudah penyebutan dan menghindari stigmatisasi. 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X