Edukasi Klien tentang Seni

- Selasa, 24 Agustus 2021 | 11:44 WIB
TANGANI: Berbagai model baju dia tangani. Mulai range harga Rp 500 ribu hingga wedding gown sesuai pesanan Rp 22 juta.
TANGANI: Berbagai model baju dia tangani. Mulai range harga Rp 500 ribu hingga wedding gown sesuai pesanan Rp 22 juta.

BAGI Etty Dimedjo, perancang busana adalah pekerja seni. Bagaimana menyulap lembaran kain dan berbagai pernak-perniknya, menjadi pakaian yang indah dan menarik mata. Oleh sebab itu, dia tak serta-merta menerima semua model keinginan klien jika memang dirasanya kurang.

“Bukan berarti menolak. Tapi edukasi, misal ternyata model yang diinginkan untuk bentuk tubuh klien kurang cocok. Tentunya ada penyesuaian. Bahkan pernah ada klien yang tersinggung dan bawa ke desainer lain, eh pas sudah jadi datang ke sini. Dia bilang kalau ternyata kurang bagus di badannya,” kenang Etty lalu terkekeh.

Sejak 2009 merintis usaha, diakui Etty jika selera model pakaian orang Samarinda khususnya semakin berkembang. Mengikuti tren yang ada dengan referensi beragam. Diakui jika dari berbagai jenis pakaian yang dia buat, kebaya adalah yang paling menarik hatinya.

“Bunda Anne Avantie pernah bilang, kalau kebaya itu kan salah satu ciri khas pakaian wanita Indonesia. Selain itu setiap daerah punya kekayaan atau khas kain daerah masing-masing. Dan kebaya itu yang paling cocok. Misal mau dipadu-padan dengan batik, songket, atau tenun,” ujarnya.

Sehingga, Etty bercita-cita ingin membangun butik atau galeri khusus, dengan beragam pakaian ready to wear khusus kebaya. Termasuk berbagai pilihan wastra atau kain tradisional.

Hingga kini, wanita berjilab itu masih terus belajar. Bagaimana padu-padan warna, susunan payet, termasuk berbagai pola. Sebelum pandemi, diakui jika dia sering “berburu” bahan hingga ke Pulau Jawa. “Alhamdulillah sudah ada jaringan, jadi selama pandemi ini tinggal pesan karena sudah ada kontaknya,” sebut ibu beranak satu itu.

Akhir tahun lalu, bekerjasama dengan beberapa pihak termasuk dinas terkait. Dia mengadakan Borneo Fashion Bration (BFB). Mestinya dilaksanakan offline, namun antusiasnya tetap terasa menurut Etty. Beberapa desainer terlibat. Rangkaian acara mulai fashion talk, hingga virtual show.

“Tahun ini inshaallah mau diadakan lagi. Harusnya gongnya di tahun ini. Masih di tahap diskusi, offline atau online juga masih melihat kondisi. Sebab memang pandemi ini, kami desainer lumayan jatuh juga. Minim acara hingga wedding yang reschedule. Tapi alhamdulillahnya tahun ini jauh lebih baik dibanding pertama pandemi tahun lalu,” bebernya.

Ratusan klien dia tangani. Berbagai karakter ditemui, dengan beragam kisah. Bergerak di bidang jasa, Etty bersama seluruh karyawannya mengedepankan kualitas. Dari awal hingga kini, promosi mulut ke mulut adalah yang paling cepat membuat usahanya naik.

“Sebelum sosial media seramai sekarang, alhamdulillah aku selalu tekankan untuk kualitas. Jadi ketika klien pakai kemudian orang lihat, menimbulkan kesan. Alhamdulillah sekali, bahkan ada klien yang bertahun-tahun dari dia bikin baju pesta sampai anaknya mau nikah, bikin gaun sama aku,” pungkasnya. (rdm)

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Raffi-Nagita Dikabarkan Adopsi Bayi Perempuan

Senin, 15 April 2024 | 11:55 WIB

Dapat Pertolongan saat Cium Ka’bah

Senin, 15 April 2024 | 09:07 WIB

Emir Mahira Favoritkan Sambal Goreng Ati

Sabtu, 13 April 2024 | 13:35 WIB
X