Bed Occupancy Rate Bali Masih Tertinggi, Kaltim Nomor Dua

- Kamis, 19 Agustus 2021 | 13:00 WIB
RS IA Moeis di Samarinda. Beberapa provinsi memang mencatatkan BOR kategori oranye atau diatas 60 persen. Namun masih di bawah 80 persen. Provinsi Bali mencatatkan BOR tertinggi dengan angka 75,55 persen. Disusul Kalimantan Timur 64,4 persen.
RS IA Moeis di Samarinda. Beberapa provinsi memang mencatatkan BOR kategori oranye atau diatas 60 persen. Namun masih di bawah 80 persen. Provinsi Bali mencatatkan BOR tertinggi dengan angka 75,55 persen. Disusul Kalimantan Timur 64,4 persen.

JAKARTA -Tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) turun di bawah angka 50 persen. Beberapa provinsi di Jawa bahkan mencatatkan BOR terendah diantara provinsi lainnya. Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, bahwa sejak puncak kasus pada pertengahan Juli lalu, kasus aktif nasional kini telah berkurang lebih dari 37 persen.

“Kalau minggu lalu turun 25 persen, sekarang sudah lebih dari seperempatnya. Penurunan ini terus progressing. Sejauh ini konsisten turun belum ada kenaikan lagi,” kata Dewi (18/8). Sementara untuk BOR, Dewi mengatakan bahwa rata-rata BOR nasional per 18 Agustus 2021 adalah 44,05 persen. Dari semua provinsi, sudah tidak ada yang mencatatkan BOR dengan level kritikal atau kategori merah diatas 80 persen.

Beberapa provinsi memang mencatatkan BOR kategori oranye atau diatas 60 persen. Namun masih di bawah 80 persen. Provinsi Bali mencatatkan BOR tertinggi dengan angka 75,55 persen. Disusul Kalimantan Timur 64,4 persen, dan Sulawesi Tengah 63,57 persen. Bahkan 3 provinsi di Jawa Yakni Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta berhasil mencatatkan BOR kategori hijau atau dibawah 30 persen. 

Sementara itu, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa turunnya grafik pertumbuhan kasus Covid-19 di Indonesia dibarengi dengan terjunnya BOR di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet. Pada 30 Juli lalu, Hadi mendapat laporan bahwa BOR rumah sakit tersebut mencapai 97 persen. Dengan jumlah pasien Covid-19 sebanyak 7.167 orang. Terakhir, BOR di rumah sakit itu sudah berada pada angka 19,04 persen.

Menurut Hadi, penurunan angka BOR di rumah sakit yang kendalinya berada di bawah Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I dan Kodam Jaya itu tidak lepas dari peran semua pihak. ”Bagian dari upaya dan kerja keras para tenaga kesehatan dan non kesehatan, prajurit TNI dan Polri, BNPB, pemda dan ormas,” imbuhnya. Meski angka-angka itu menjadi kabar baik sekaligus hadiah istimewa peringatan HUT Republik Indonesia ke-76, dia meminta semua pihak tetap waspada.

Panglima TNI tidak ingin capaian positif yang sudah didapat pasca memuncaknya persebaran Covid-19 beberapa waktu lalu membuat pejuang penanggulangan Covid-19 lengah. ”Kalau kita lengah, maka hal yang terburuk bisa terjadi,” ujarnya. Untuk itu, sebagai orang nomor satu di institusi militer tanah air, dia meminta seluruh jajarannya tetap bekerja optimal. Sesuai arahan tersebut, TNI AL memastikan langkah-langkah yang sudah dilaksanakan selama ini terus dilanjutkan.

Mereka bahkan mengupayakan supaya semua potensi yang dimiliki Angkatan Laut bisa dimaksimalkan. Salah satunya kapal perang. Sampai kemarin, TNI AL masih membantu pemerintah daerah yang membutuhkan tambahan pasokan oksigen. Untuk memperluas jangkaun bantuan tersebut, mereka akan menambah dua kapal sebagai pemasok oksigen. Yakni KRI Teluk Hading-538 dan KRI Teluk Manado-537. Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono menyebut, dalam waktu dekat dua kapal itu sudah bisa beroperasi sebagai kapal penyuplai oksigen.

Dengan begitu, kedua kapal tersebut bisa membantu tugas KRI dr Soeharso-990 dan KRI Semarang-594 sebagai kapal bantu rumah sakit. "Mudah-mudahan dalam waktu satu bulan sudah jadi (siap operasi sebagai kapal penyuplai oksigen). Sehingga nanti ada permintaan dari pemerintah daerah di luar Jawa, kami bisa geser ke sana," beber Yudo. Keputusan menambah dua kapal perang sebagai penyuplai oksigen diambil oleh TNI AL setelah melihat perkembangan situasi di luar Jawa.

TNI AL melihat masih ada daerah yang kerap kesulitan memenuhi kebutuhan oksigen seperti pernah dialami Semarang. Belum lama, Kepulauan Bangka Belitung yang dilanda kelangkaan oksigen. Sehingga mereka menggeser KRI Semarang-594 dari Surabaya ke daerah kepulauan tersebut. Setelah kondisi di Bangka Belitung mereda, saat ini Dumai yang bermasalah dengan ketersediaan oksigen. "KRI Semarang-594 menuju ke Dumai karena ada permintaan dari pak Bupati," ujarnya. Di daerah tersebut oksigen mulai langka. Sehingga dibutuhkan suplai oksigen tambahan.(tau/syn)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X