Kusbini, Misteri Judul Bagimu Negeri, dan Geliat Sekolah Seni

- Kamis, 19 Agustus 2021 | 11:07 WIB
Anak Kusbini, Sapta Ksvara Kusbini (kanan).
Anak Kusbini, Sapta Ksvara Kusbini (kanan).

TANDA apostrof di atas huruf itu menyembunyikan sesuatu. Begitu pula dua huruf terakhir di judul lagu, RI. Seharusnya kapital, tapi ditulis dengan huruf kecil. Jadi, seharusnya judul lagu itu: Bagimoe Neg’RI. RI jelas mengacu kepada Republik Indonesia yang ketika lagu itu ditulis pada 1942 masih berada dalam ”kandungan.”

 

”Judul sebenarnya disembunyikan karena waktu itu masih dalam penjajahan Jepang,” tutur Adira Hesti Ksvara sembari menunjukkan notasi tulisan tangan asli Kusbini kepada Jawa Pos. Adira adalah cucu Kusbini, penulis lagu yang di kemudian hari dikenal dengan judul Bagimu Negeri tersebut. Itulah salah satu lagu perjuangan yang demikian patriotik dan maknanya mendalam sampai sejumlah kalangan menyebutnya ”lagu kebangsaan kedua.”

Begitu populernya lagu tersebut, tapi tak banyak yang tahu bahwa Kusbini harus menyiasati ketatnya pengawasan Jepang demi menuliskan judul. Dan, berkat strategi penjudulan tersebut, dia lolos saat diinterogasi pasukan Jepang. Padahal, Jepang menginterogasinya dengan menghadirkan ahli sastra asal negeri mereka sendiri. Namun, tutur Adira, sang ahli pun angkat tangan saat berusaha membongkar sesuatu di balik judul itu. ”Ahli sastra ini tidak bisa membuktikan apa pun,” jelas pria 27 tahun tersebut kepada Jawa Pos saat ditemui di rumahnya di Perumahan Wonolelo Indah, Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/8).

-

Notasi lirik lagu Bagimu Negeri, tulisan tangan Kusbini. 

Kusbini lahir di Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, pada 1 Januari 1910. Mengutip situs Arti Definisi Pengertian, dia mengenyam pendidikan di HIS Jombang, lalu melanjutkannya ke MULO Surabaya. Di Surabaya inilah dia sering bergaul dengan tokoh-tokoh pergerakan. Selanjutnya, dia menempuh pendidikan di Sekolah Musik Apollo, Malang.

Pada 1937–1942, dia banyak bermain keroncong bersama Annie Landouw, Abdoellah, dan Gesang. Memasuki masa penjajahan Jepang, dia memimpin orkes sekaligus menjadi pemain biola pada Hoso Kanri Kyoku yang kelak menjadi RRI.

Pada 1950, Kusbini bekerja di P&K Jogjakarta. Di masa tuanya, dia menulis sejumlah buku. Di antaranya, Kumpulan Lagu-Lagu Keroncong Indonesia dan Sejarah Seni Musik Keroncong Indonesia. Di Jogjakarta pula, Kusbini mengembuskan napas terakhir pada 28 Februari 1991.

Dalam penjudulan lagu Bagimu Negeri, Kusbini sempat meminta pendapat dari Soekarno, sahabatnya yang di kemudian hari menjadi presiden pertama Indonesia. Soekarno pula yang meminta judulnya diubah untuk mengantisipasi kecurigaan Jepang. ”Tapi, begitu ditanya diubah menjadi apa, Soekarno berceletuk tidak tahu,” ujar Sapta Ksvara Kusbini, anak ketujuh Kusbini dan ayah Adira.

Setelah Kusbini bertirakat dengan berpuasa selama tiga hari, didapatkanlah ide, strategi, berkelit, atau apalah namanya itu.

Bagimu Negeri sempat digugat J. Moejo Semedi yang mengklaim sebagai penulis lagu tersebut dengan judul Padamu Negeri. Namun, Kusbini akhirnya memenangi perkara hukum pada 1978 tersebut.

Kelincahan Kusbini dalam membuat lagu, kata Sapta, ditopang dengan kecerdasannya dalam mengolah bahasa. Menurut Sapta, sang ayah mendalami bahasa Sanskerta. ”Dalam nama anak-anaknya juga ada kelincahan mengolah kata dan campuran bahasa Sanskerta,” ungkapnya.

Ksvara merupakan akronim dari Kusbini suara. Kusbini diwakili dengan huruf K dan kata suara dalam bahasa Sanskerta adalah svara. ”Jadi, (ada) suara Kusbini dalam nama-nama anaknya,” jelasnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X