BALIKPAPAN—Pelaku usaha jasa dekorasi berharap pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 23 Agustus tidak berlanjut. Sebab, kebijakan tersebut cukup memukul usaha tersebut karena tidak diizinkannya pergelaran kegiatan seperti resepsi pernikahan.
Ketua Asosiasi Pengurus Dekorasi Indonesia (Aspedi) Balikpapan Wati mengatakan kondisi serupa ini juga dirasakan bidang usaha lain, seperti wedding organizer, entertainment, make-up artist, dan katering.
Selain tidak bolehnya adanya gelaran resepsi selama PPKM – yang menjadi pasar mereka selama ini-, perilaku konsumen juga menjadi tidak pasti. Para klien memilih memangkas bujet pernikahan yang hanya menyisakan 10-20 persen saja dari anggaran semula atau normal.
Menurutnya, kebanyakan calon pengantin kini hanya memilih akad nikah atau pemberkatan. Yang awalnya menginginkan menggunakan rangkaian full package, terpaksa dikurangi dan sehingga para vendor melakukan pengembalian pembayaran ke klien.
Kebijakan terbaru dengan tidaknya adanya resepsi di hotel juga mengubah masyarakat menggelar pernikahan menjadi sesederhana mungkin di rumah, masjid atau hanya kantor urusan agama (KUA).
“Bukan hanya pasien Covid-19 saja yang sesak napas, tapi kami pelaku usaha juga sesak napas karena PPKM bila terus diperpanjang,” kata Wati.
Bahkan dari laporan yang diterimanya, banyak pelaku usaha jasa pernikahan tidak mendapatkan pemasukan berbulan-uban. Sedangkan untuk Wati sendiri kebanyakan klien melakukan penundaan hingga tahun depan.
Untuk harga jasa dekor, Wati menuturkan di tengah pandemi tentu lebih fleksibel. Atau menyesuaikan bujet calon pengantin. Terlebih jika menginginkan pernikahan dengan konsep atau tematik.
“Kalau saya dengan Rp 2 juta calon pengantin sudah bisa melaksanakan akad nikah atau pemberkatan. Pandemi jadi lebih fleksibel saja,” tuturnya.
Menurutnya, pelaku usaha jasa pernikahan hanya bisa bertahan, dirinya berpesan jangan sampai menyerah. Selain itu, bila masyarakat diminta terus bersabar tanpa ada relaksasi, itu sama saja dengan membunuh secara perlahan-lahan.
“Bergerak sedikit salah, tidak bergerak salah karena ada tanggung jawab dan orang yang
menggantungkan hidupnya dari usaha pernikahan ini. Dua pekan ini saja saya tidak ada klien, padahal biasanya akhir pekan selalu ramai. Saya punya 13 orang karyawan, saya tidak tega bila harus merumahkan mereka,” ungkapnya.
Ia juga berharap tidak ada lagi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia, agar PPKM tidak diperpanjang kembali. Relaksasi diharapkan bisa diberikan pemerintah, sehingga resepsi bisa kembali digelar dan segera menetapkan berapa persentase atau tamu yang dapat datang.
“Kalau dari kami sebenarnya tetap mengikuti pemerintah. Cuma kami minta tolong diberikan relaksasi. Resepsi bisa digelar lagi, walau sedikit pun itu akan membantu pemasukan kami. Penyelenggaraan pernikahan, keluarga pengantin dan tamu juga harus komitmen menjaga protokol kesehatan agar resepsi diperbolehkan lagi digelar,” ucap pemilik Wati Flower Decoration ini. (lil/tom/k15)