Bayi Terkecil di Dunia Pulang ke Rumah

- Selasa, 10 Agustus 2021 | 11:00 WIB
BAHAGIA: Kwek Yu Xuan, bayi terkecil di dunia bersama kedua orangtuanya Kwek Wee Liang dan Wong Mei Ling. JAWA POS
BAHAGIA: Kwek Yu Xuan, bayi terkecil di dunia bersama kedua orangtuanya Kwek Wee Liang dan Wong Mei Ling. JAWA POS

SINGAPURA – Kwek Yu Xuan akhirnya pulang. Sejak lahir pada 9 Juni 2020, dia harus dirawat di National University Hospital (NUH), Singapura. Itu karena dia lahir dengan bobot yang tidak normal, hanya 212 gram atau setara sebutir apel ukuran sedang. Panjang tubuhnya juga hanya 24 sentimeter.

Sejatinya Kwek Yu Xuan sudah keluar dari rumah sakit sejak 9 Juli lalu. Namun, pemberitaan ke media baru dilakukan pekan lalu. Dilansir Straits Times, bobot Kwek Yu Xuan sudah 6,3 kilogram. Kondisinya sehat meski dia masih harus memakai beberapa alat bantu.

Kwek Yu Xuan lahir prematur. Dia lebih keluar lebih cepat 4 bulan dari tanggal perkiraan kelahiran. Dokter memperkirakan bobotnya sekitar 400 gram. Mereka tidak pernah menyangka jika dia hanya separuh dari perkiraan dokter. Dia diperkirakan merupakan bayi terkecil di dunia yang mampu bertahan hidup. Berdasarkan daftar yang dimiliki University of Iowa, bayi terkecil sebelumnya yang berhasil selamat lahir dengan bobot 245 gram di AS.

“Selama 22 tahun menjadi perawat, saya belum pernah melihat bayi baru lahir sekecil itu,” ujar Zhang Suhe, perawat di unit perawatan intensif neonatal NUH. Bahkan popok untuk bayi baru lahir saja bisa membungkus seluruh tubuh Kwek Yu Xuan.

Kwek Yu Xuan adalah anak kedua pasangan Kwek Wee Liang dan Wong Mei Ling. Mereka adalah warga Malaysia yang menjadi penduduk tetap Singapura. Sejatinya Mei Ling ingin melahirkan di Malaysia.

Tapi jauh sebelum jadwal kelahiran perutnya sakit dan ternyata dia mengalami preeklamsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan. Akhirnya diputuskan untuk operasi sesar. “Kami tidak punya pilihan. Kami hanya berharap dia bisa terus tumbuh dan sehat, “ ujar Mei Ling.

Selama di NUH, Kwek Yu Xuan harus memakai ventilator karena paru-parunya belum terbentuk sempurna. Dua pekan pertamanya adalah tantangan tersendiri bagi tim dokter. Obat-obatan harus ditakar sedemikian rupa agar sesuai dosis untuk ukuran tubuh Kwek Yu Xuan.

Biaya perawatan selama 13 bulan di rumah sakit bukan hal yang murah. Mereka menghabiskan USD 200 ribu atau setara Rp 2,1 miliar. Beruntung ada platform penggalangan dana yang berhasil mengumpulkan lebih dari SGD 300 ribu atau Rp 4,3 miliar.

Separuh sisa uangnya disimpan untuk masa depan Kwek Yu Xuan. Sedangkan separuhnya lagi dikembalikan ke platform Give Asia untuk membantu keluarga lain yang membutuhkan. (sha/JPG/rom/k15)

 

 

 

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X