AS Jual Senjata Senilai Rp 10 Triliun ke Taiwan

- Jumat, 6 Agustus 2021 | 11:17 WIB
Howitzer medium 155 mm M109A6 yang dijual ke Taiwan.
Howitzer medium 155 mm M109A6 yang dijual ke Taiwan.

TAIPEI– Taiwan berterima kasih kepada Amerika Serikat (AS). Sebab, pada Rabu (4/8) Washington setuju menjual senjata kepada Taipei. Yakni, 40 sistem artileri howitzer medium 155 mm M109A6. Nilainya mencapai USD 750 juta atau senilai Rp 10,7 triliun. Rencana penjualan alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut tengah diajukan ke Kongres AS untuk mendapatkan lampu hijau.

Itulah penjualan senjata besar pertama pada era Presiden AS Joe Biden sejak menjabat pada Januari lalu. Kementerian Luar Negeri Taiwan menegaskan bahwa alutsista tersebut bakal membantu mereka untuk memperkuat pertahanan serta menjaga stabilitas dan perdamaian regional.

’’Menghadapi ekspansi dan provokasi militer Tiongkok secara terus-menerus, pemerintah kami akan meningkatkan pertahanan dan keamanan nasional,’’ bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan kemarin (5/8) seperti dikutip Agence France-Presse. Mereka bertekad membela rakyatnya serta mempertahankan kehidupan yang bebas dan demokratis.

Taiwan selama ini terus mendapat ancaman invasi Tiongkok. Penyebabnya, negara yang dipimpin Presiden Xi Jinping itu hanya mengakui satu negara Tiongkok. Pada 1949, terjadi perang antara kubu demokratis dan komunis. Karena kalah, kubu demokratis mundur mendirikan Taiwan. Namun, Tiongkok tidak pernah mengakui Taiwan sebagai negara merdeka. Bagi Beijing, Taipei hanyalah salah satu provinsi wilayah mereka. Tiongkok mengancam merebut Taiwan dengan cara apa pun, termasuk dengan pasukan bersenjata.

Kekuatan militer Taiwan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Tiongkok. Jet tempur dan pesawat pengebom Tiongkok kerap memasuki wilayah udara Taiwan. Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok juga secara terbuka melakukan latihan perang simulasi invasi Taiwan.

Penjualan alutsista ke Taiwan ini bukan yang pertama. Kongres sangat mungkin bakal setuju. Sebagai sekutu, AS sudah lama menjual senjata ke negara tersebut di bawah UU Hubungan Taiwan. Selain itu, ada dukungan bipartisan untuk menyuplai senjata ke Taipei. Pada Oktober tahun lalu, pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump juga mengumumkan penjualan USD 1,8 miliar (Rp 25,8 triliun) sistem senjata teknologi tinggi ke Taiwan. Sebelumnya, ada penjualan alutsista senilai lebih dari USD 13 miliar (Rp 186,5 triliun). Di antaranya, untuk pembelian puluhan jet tempur F-16, tank M1A2T Abrams, dan torpedo MK-48 Mod 6.

Penjualan senjata yang dilakukan Biden membuat Tiongkok berang. Terlebih, saat ini hubungan Washington-Beijing memanas. Mulai masalah HAM di Hongkong, Laut China Selatan, hingga pajak perdagangan yang belum menuai kata sepakat. Tiongkok menyebut penjualan senjata tersebut sebagai pelanggaran kedaulatan negaranya.

’’Rencana penjualan senjata itu mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan serta merusak hubungan Sino-AS dan stabilitas di sepanjang Selat Taiwan,’’ bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok kemarin seperti dikutip CNN. Pihaknya menentang penjualan senjata tersebut dan mengajukan protes keras ke AS. (sha/c14/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X