Jangan Tunggu Kritis Baru Dirujuk ke Rumah Sakit

- Kamis, 5 Agustus 2021 | 12:19 WIB
Gubernur Isran Noor dan Ganip Warsito
Gubernur Isran Noor dan Ganip Warsito

BALIKPAPAN-Kekurangan oksigen medis untuk pasien Covid-19 di Kaltim segera terpenuhi. Pemerintah pusat akan mendatangkan 100 unit oksigen konsentrator. Sejak kasus terkonfirmasi positif meningkat bulan lalu, Kaltim kekurangan stok oksigen medis sekira 15 ton per harinya.

Saat mengunjungi Balikpapan (4/8), Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pusat Letnan Jenderal TNI Ganip Warsito menyampaikan, lonjakan kasus positif Covid-19 di Kaltim, tidak dibarengi dengan pasokan produksi lokal yang mencukupi. Sehingga, mengandalkan pasokan oksigen dari luar Kaltim. Persoalannya, pengangkutan tabung oksigen ke luar Jawa tidak mudah.

“Oleh karenanya, pemerintah mengambil langkah-langkah. Selain menggunakan oksigen liquid, kami juga menyuplai oksigen konsentrator,” katanya usai Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 bersama FKPD se-Kaltim di Aula Kantor Wali Kota Balikpapan. Oksigen konsentrator merupakan sebuah alat yang mampu mengubah udara di sekitarnya menjadi oksigen medis. Oksigen medis yang dikonversi itu, memiliki saturasi di atas 93 persen. Cara kerjanya hanya dengan disambungkan atau dicolokkan langsung ke aliran listrik.

“Satu alat oksigen konsentrator bisa untuk 5 kilogram. Tinggal colok ke listrik, bisa mengubah oksigen biasa menjadi oksigen murni yang bisa digunakan,” kata Ganip. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini melanjutkan, kiriman oksigen konsentrator untuk Kaltim berpotensi ditambah di kemudian hari. “Sesuai rencana pengadaan, jumlah tersebut (100) akan ditambahkan lagi untuk Kaltim,” janjinya.

Di tempat yang sama, Gubernur Kaltim Isran Noor menambahkan, selain 100 unit oksigen konsentrator, pemprov juga akan menerima 300 koli obat terapi Covid-19 dan vitamin. Bantuan itu selanjutnya didistribusikan ke kabupaten/kota menyesuaikan jumlah kasus positif Covid-19 di tiap daerah.

“Obat-obatannya cukup banyak. 300 koli itu sekitar satu pesawat. Rencananya, hari ini (kemarin) sampai. Dan dibawa langsung kargo ke Samarinda, dan didistribusikan ke seluruh Kaltim,” katanya.

Tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kaltim memang menjadi atensi Satgas Penanganan Covid-19 Pusat. Kasus aktif Covid-19 di Kaltim merupakan yang terbanyak di luar Jawa. Berdasarkan data Satgas Covid-19 pada Selasa (3/8), jumlah kasus aktif Kaltim sebanyak 22.129 kasus. Di bawahnya ada Sumatra Utara sebanyak 20.378 kasus, lalu Papua dengan 14.713 kasus, dan Riau sebanyak 13.935 kasus. Bahkan Kaltim melampaui DKI Jakarta, yang berjumlah 14.659 kasus.

“Atas arahan Presiden, saya melakukan koordinasi dan asesmen terhadap apa yang sudah dilaksanakan di Kaltim. Dan ternyata saya melihat, gubernur, bupati, dan wali kota itu sudah melaksanakan penanganan dengan baik,” ujar Ganip. Dari hasil kunjungan kemarin, Ganip menyimpulkan jika penanganan kasus Covid-19 di Kaltim, sudah cukup baik. Akan tetapi, tidak membuat jumlah kasus terkonfirmasi mengalami penurunan. Justru terus mengalami peningkatan.

Sehingga, perlu dilakukan pembenahan dari hulu hingga hilir. Mulai dari penanganan pasien yang terpapar virus corona berdasarkan triase (identifikasi), dan penggolongan berdasarkan gejalanya. Seperti orang tanpa gejala (OTG) sampai orang dengan gejala (ODG) ringan, sedang, dan berat atau kritis. Di mana, masing-masing pasien memiliki penanganan yang berbeda-beda. Salah satunya, pasien yang diizinkan menjalani isolasi terpusat (isoter) adalah pasien dengan OTG maupun ODG ringan.

“Nah, ini yang perlu ditata. Karena dari pengalaman penanganan di daerah Jawa dan Bali, terjadinya fatality itu, akibat pemburukan. Ketika pasien ini dibawa ke rumah sakit, sudah dalam kondisi kritis,” ungkap Ganip.

Hal itu, sambung dia, bisa disebabkan ketika pasien OTG maupun ODG ringan yang menjalani isolasi mandiri (isoman), mengalami pemburukan kondisi kesehatan. Kemudian tidak dilakukan pemantauan dari pihak puskesmas.

Selain itu, pasien yang terpapar virus corona memiliki comorbid atau penyakit penyerta. Dan juga merupakan pasien dengan lanjut usia (lansia). “Ini semua yang ingin kami tata. Kita harus sepakat dengan gubernur untuk menata itu. Tadi sudah saya uraikan, mana yang boleh isoman, mana yang harus dibawa isoter, dan mana yang harus dirujuk ke rumah sakit. Inilah pembenahan di hulu,” jabar dia. Menurutnya, disiplin menerapkan protokol kesehatan merupakan cara ampuh saat ini agar tidak terpapar Covid-19. “Karena ujungnya kita akan mengendalikan Covid-19 itu melalui tiga cara. Menegakkan disiplin prokes (3M) kemudian meningkatkan vaksinasi, dan melakukan 3T (testing, tracing, dan treatment),” jelasnya. (kip/riz/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X