BALIKPAPAN—Presiden Jokowi pernah menyampaikan, motor listrik nantinya menggantikan motor konvensional. Pernyataan tersebut menjadi awal mula bagi pasangan Joko Purwanto dan Ayu Purwanti yang memutuskan memulai membangun pabrik motor listrik di daerah Kosambi, Jakarta Barat.
Pasangan pemilik usaha Borneo Travel and Tour ini sangat menyadari, di kondisi pandemi usaha pariwisata masih mati suri. Sehingga mereka memutuskan menjajal usaha baru.
Di bawah naungan PT Trans Borneo Automotive bekerja sama dengan PT Yinzhong Aotuo Electric Technology asal Tiongkok, motor listrik yang dirakit bernama Aotuo Electric Bikes. Pasangan pengusaha asal Balikpapan ini pun menjadi agen tunggal pemegang merek.
“Partner dari Tiongkok berminat investasi di Indonesia. Kebetulan sudah kenal lama. Mereka penyedia raw material-nya, kami yang merakit. Awal pandemi mewabah di Indonesia kami mulai perakitan pertama tahun lalu. Sementara ini pabrik di Kosambi masih menyewa, tapi perlahan nanti kami akan buat pabrik sendiri, selain di Kosambi nantinya akan dibangun lagi satu pabrik di Klaten Jawa Tengah,” jelas Joko selaku Direktur PT Trans Borneo Automotive.
Berbeda dengan motor listrik yang beredar di pasar Indonesia, Joko menyebut, Aotuo memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya harganya yang sangat terjangkau, ekonomis, memiliki fitur yang canggih dan diberikan garansi setiap pembeliannya.
Mulai dirakit sejak April 2020 lalu, Aotuo hadir dalam empat pilihan varian. Di antaranya City Go, Star Light, Vision dan Vision Pro. Motor listrik Aotuo sangat hemat daya listrik. Untuk mengisi ulang baterainya pengguna hanya mengeluarkan uang tidak sampai Rp 5 ribu. Sebab, baterai motor listrik ini tidak terlalu besar.
Aotuo dibekali dengan dinamo dengan kapasitas daya 60V/20 Ah 1000W untuk varian City Go dan Star Light. Sementara untuk varian Vision dan Vision Pro dibekali dengan dinamo dengan kapasitas daya 72V/20 Ah 1000W. Dalam kondisi baterai penuh, motor listrik ini diklaim dapat menempuh jarak sejauh 80 kilometer dan kecepatan tertinggi mencapai 60 km per jam.
Speed motor memang dirancang tidak tinggi, tujuannya untuk menghindari balap liar. Cocok bagi segala segmen. Tidak memerlukan bensin ataupun oli, karena dirancang serba elektrik. Daya setrum sangat kecil tetapi tidak boros, tahan lama. “Kami ingin masyarakat bisa memulai hidup hemat dan mengurangi polusi dengan motor listrik Aotuo ini,” sebutnya.
Ayu Purwanti atau yang akrab disapa Pur mengatakan, di luar Kota Minyak, khususnya daerah Jawa dan Sumatra, Aotuo laku keras. Dalam satu bulannya, pabrik mampu merakit hingga 1.000 unit. Bahkan sudah perakitan kedua. Sejauh ini, sudah ada 5.000 diproduksi dan sudah terjual hampir sekitar 800 unit, sebagai bentuk penetrasi market.
Akan tetapi, sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kembali diperpanjang, sejak Juni 2021 sementara waktu tidak memproduksi.
Bila bicara soal harga jual, motor listrik Aotuo dijual mulai dari harga Rp 9 jutaan hingga Rp 15 jutaan untuk varian tertinggi yaitu Vision Pro. Secara berkala pun diler Aotuo akan hadir di kawasan Senayan dan Kelapa Gading untuk wilayah Jakarta dan kawasan Cirendeu serta Ciputat di wilayah Tangerang dan sekitarnya.
Dirinya juga merencanakan pada September nanti sudah dapat membuka showroom di Balikpapan. “Respons market sebenarnya luar biasa. Hanya saja kebanyakan konsumen juga ingin bisa membeli secara kredit, itu yang tengah kami urus. Semoga saja setelah di Jawa dan Sumatra, Kaltim serta daerah lainnya bisa menyusul. Nanti kami akan launching juga di Balikpapan, jadi mohon doanya,” tutupnya. (lil/tom/k15)
