SAMARINDA–Komitmen pemkot menyelesaikan banjir terus dilakukan, salah satunya di Jalan Untung Suropati, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang. Selama ini, ketika hujan deras, kawasan tersebut kerap ditemui genangan air. Begitu juga ketika air Sungai Mahakam pasang, lebih dari mata kaki orang dewasa. Hal itu cukup mengganggu mobilisasi.
Wali Kota Samarinda Andi Harun memimpin rombongan OPD teknis meninjau kawasan Hotel HARRIS Samarinda. Di samping jalur keluar Jembatan Mahakam, terdapat anak sungai yang pernah menghubungkan Gang Mujahiddin dengan Sungai Mahakam.
"Informasinya, DAS itu tertutup. Makanya hal pertama yang kami lakukan adalah memeriksa kemungkinan-kemungkinan adanya jalur air yang bisa difungsikan kembali," ucapnya.
Dia menjelaskan, hal kedua yang menjadi perhatian tim, yakni saat pengajuan izin mendirikan bangunan (IMB) adanya kompensasi sebagian lahan untuk ruang terbuka hijau (RTH). Namun, di lapangan terdapat dua bangunan yang berkaitan dengan dua program tersebut, yakni persoalan pengaman DAS terhalang bangunan musala, dan persoalan RTH terhalang bangunan kafe.
"Kami sudah mengantongi dokumen pendukung seperti sertifikat tanah di kawasan Hotel HARRIS Samarinda. Dalam satu hingga dua hari tim teknis akan melakukan pemetaan kawasan. Kami juga akan melayangkan surat kepada pemilik lahan untuk melakukan pembongkaran," jelasnya.
Terkait teknis pembongkaran, sesuai SOP pemilik bangunan akan diminta membongkar mandiri dengan batas waktu tertentu. Jika sampai batas akhir waktu yang diberikan bangunan masih ada, akan pembongkaran paksa oleh tim Satpol PP. Bahwa aksi itu disebutnya merupakan langkah menginventarisasi satu demi satu persoalan lahan khususnya dalam penganan banjir yang berkaitan dengan sektor-sektor esensial.
"Kami mengamankan wilayahnya dulu. Perihal konstruksi selanjutnya akan dibahas di kemudian hari," tutupnya.
Dikonfirmasi hal tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani mengatakan, persoalan aliran DAS yang tidak lancar di samping Hotel HARRIS Samarinda sudah pernah ditemukan ketika menjabat camat Sungai Kunjang, beberapa tahun lalu. Bahkan, pihak pemilik lahan sudah pernah diingatkan tim Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III (kini BWS Kalimantan IV), namun ada kesepakatan untuk membangun RTH pengganti di sisi jalan keluar Jembatan Mahakam. "Itu salah satu langkah mencari saluran-saluran untuk mengalirkan limpasan air ke sungai, sehingga mencegah genangan banjir terjadi," tegasnya.
Ditemui di lokasi yang sama, pemilik lahan kompleks Hotel HARRIS Samarinda Rudy Darmawan mengatakan, dahulu pernah mendapat izin untuk mempertahankan bangunan kafe dari pemerintah, karena kawasan tersebut kerap menjadi salah satu titik perhelatan Mahakam Jazz Fiesta, yang merupakan event wisata di Samarinda. Namun, jika memang saat ini Pemkot Samarinda menginginkan kawasan itu kembali menjadi RTH, dia menyebut tidak masalah. "Kami siap bongkar mandiri," singkatnya. (dns/dra/k8)