Program normalisasi Sungai Karang Mumus (SKM) pada tahun ini progresnya mencapai 70 persen, dari titik awal kegiatan di Jembatan Gelatik menuju Jembatan PM Noor sepanjang 2.300 meter. Dalam waktu dekat, alat berat akan mengarah ke segmen selanjutnya menuju Jembatan Griya Mukti dengan jalur sepanjang 1.200 meter.
SAMARINDA–PPK Normalisasi SKM Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Permukiman Rakyat (PUPR dan Pera) Kaltim Fadly Kasim menerangkan, saat ini kegiatan di segmen pertama sudah mendekati selesai. Dalam satu hingga dua hari ke depan mobilisasi alat berat dilakukan melalui darat, lantaran tinggi jembatan PM Noor cukup rendah untuk dilalui alat berat di bawahnya.
“Sementara masih penyelesaian akhir di segmen pertama. Setelah itu kami bergeser,” ucapnya, (2/8). Dia menjelaskan, di segmen Jembatan Griya Mukti dengan panjang 1.200 meter, ditargetkan terus berjalan hingga pertengahan September mendatang. Menyesuaikan dengan batas akhir kontrak swakelola dengan Korem 091/ASN pada APBD 2021. Sedangkan dari analisis lapangan, di segmen kedua terdapat beberapa kendala, seperti adanya tiga titik jembatan kayu. “Dinamika di lapangan selalu berbeda. Semoga bisa selesai sesuai jadwal,” ucapnya.
Sementara itu, terkait kegiatan lanjutan, Kabid SDA Dinas PUPR dan Pera Kaltim Runandar menyampaikan, program normalisasi SKM merupakan bentuk dukungan nyata Gubernur Kaltim Isran Noor dalam pengendalian banjir, khususnya di Kota Tepian. Sejak 2019, program tersebut terus dilanjutkan, menyisir jalur SKM sebagai salah satu DAS pengendalian banjir sepanjang SKM sekitar 17,79 kilometer. “Masih banyak spot yang belum tersentuh. Makanya kami berharap dukungan dari pemerintah kota serta pemerintah pusat melalui BWS (Balai Wilayah Sungai) Kalimantan IV,” ucapnya.
Dia menjelaskan bahwa di alur SKM saat ini terdapat tiga titik penyumbatan, yakni segmen Jembatan Gang Nibung-Jembatan Ruhui Rahayu, Jembatan Agus Salim (Jembatan Baru)-Jembatan Lambung Mangkurat, serta Jembatan Agus Salim-Jembatan Perniagaan. Bahwa sebelumnya target pelaksanaan pada 2021 berada di segmen Jembatan Gang Nibung-Jembatan Ruhui Rahayu, serta sungai mati di belakang Masjid Babul Hafazah, Kelurahan Temindung Permai. “Tetapi karena kondisinya belum siap, program tahun ini melanjutkan segmen Jembatan Gelatik-Jembatan PM Noor,” ucapnya.
Sebagai kelanjutan, pihaknya mengusulkan anggaran Rp 5 miliar di APBD Perubahan (APBD-P) Pemprov Kaltim. Hal itu menindaklanjuti komitmen dari pemkot yang bakal menyelesaikan masalah ganti rugi lahan dua segmen pada September mendatang. “Karena ketika sungai mati dibuka, maka mengurangi banjir di Jalan DI Panjaitan. Sedangkan ketika segmen Gang Nibung terbuka, maka mengurangi banjir di simpang Mal Lembuswana,” tutupnya. (dns/dra/k8)