Baru Sepekan, Sudah 30 Hektare Lahan Terbakar di Berau

- Senin, 2 Agustus 2021 | 12:07 WIB
PADAMKAN API: Tim Damkar BPBD Berau, berupaya melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Teluk Bayur, beberapa hari lalu.
PADAMKAN API: Tim Damkar BPBD Berau, berupaya melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Kecamatan Teluk Bayur, beberapa hari lalu.

TANJUNG REDEB – Sepekan terakhir kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus melanda di wilayah Bumi Batiwakkal–sebutan Kabupaten Berau. Terakhir, terjadi di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan yang menghanguskan 3 hektare lahan pada Sabtu (31/7).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau, Thamrin mengatakan, sudah 30 hektare lahan yang terbakar dalam sepekan terakhir ini.

Karhutla itu terjadi di empat kecamatan. Yakni, Kecamatan Segah, Kecamatan Teluk Bayur, Kecamatan Pulau Derawan dan Kecamatan Sambaliung. “Kami terus berjibaku memadamkan karhutla, agar area tidak meluas,” katanya kepada Berau Post, Minggu (1/8).

“Kami khawatirnya kebakaran semakin meluas, dan kejadian pada 2015 lalu terulang kembali,” sambungnya. Diketahui, pada 2015 lalu, karhutla sempat melumpuhkan berbagai aktivitas masyarakat. Baik sekolah hingga dunia penerbangan, karena jarak pandang yang terganggu.

Lanjut Thamrin, Berau berpotensi cukup tinggi terjadi karhutla. Mengingat kabupaten paling utara di Kalimantan Timur ini masuk dalam area gambut.

“Makanya, kami imbau kepada warga, untuk membuka lahan jangan dengan dibakar,” paparnya.

Dari informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Berau, dirinya menyebut, saat ini tengah memasuki puncak musim kemarau. Sehingga, terjadi peningkatan suhu panas yang cukup tinggi. Ditambah angin berembus cukup kencang yang semakin memudahkan kobaran api cepat meluas.

“Saya ingatkan, musim seperti ini rawan karhutla maupun pemukiman warga,” imbuh Thamrin.

Sebelumnya, Kepala BMKG Berau, Tekad Sumardi menyebut Berau akan memasuki puncak musim kemarau dari Agustus hingga September. Hal ini membuat suhu mencapai 35 derajat celcius. “Bukan tidak mungkin, seluruh lahan berpotensi terbakar,” ujarnya.

Puncak musim panas ini, dijelaskannya berpengaruh pada kekeringan lahan. Sumber air yang terserap, membuat tanaman menjadi kering. Sehingga, menyebabkan hutan dan lahan sangat sensitif untuk terbakar.

Karena itu, dirinya mengingatkan masyarakat yang membuka lahan untuk tidak melakukan pembakaran. Agar tidak memunculkan karhutla. (hmd/arp/far/k15)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X