Sang Ibu Pernah Mengira Rahmat Bakal Jadi Pesenam

- Sabtu, 31 Juli 2021 | 11:53 WIB
Rahmat Erwin Abdullah dan ayahnya.
Rahmat Erwin Abdullah dan ayahnya.

Ayah-ibunya adalah lifter berprestasi internasional, tapi Rahmat Erwin Abdullah malah memulai latihan angkat barbel diam-diam. Dengan peralatan tua, di atas lantai semen, dan di bawah lampu petromaks, dia dibina perebut perak Asian Games dan emas SEA Games.

 

ARDIANSYAH HENDARTIN, Makassar, Jawa Pos

 

”INI tempat kami menyimpan medali Rahmat,” kata Ami Asun Budiono dengan nada ceria sambil menunjuk sebuah rak di sudut rumahnya. Dia lalu menunjuk ke salah satunya, ”Itu emas SEA Games 2019.”

Rahmat Erwin Abdullah adalah putra Ami. Rabu lalu (28/7) pemuda 20 tahun itu berhasil menyabet medali perunggu angkat besi dari kelas 73 kilogram Olimpiade Tokyo 2020. Jadi, ketika FAJAR bertandang ke rumah mereka di kawasan Jalan Cendrawasih, Makassar, Sulawesi Selatan, Ami dan suaminya, Erwin Abdullah, beserta seluruh keluarga sedang bahagia-bahagianya.

Keberhasilan Rahmat itu juga semakin melengkapi keharuman nama keluarga lifter tersebut. Tradisi ayah-ibunya merebut medali di ajang multicabang internasional kini dinapaktilasi Rahmat. Ami pernah merebut emas di SEA Games 1995. Erwin menggaet perak kelas 69 kilogram di Asian Games 2002. Dan, tahun ini giliran Rahmat yang mendapat perunggu di Olimpiade.

”Rahmat dulu latihan angkat besinya diam-diam. Pas kami akhirnya tahu, ya sudah kami arahkan sekalian,” kata Ami.

*

Studio tempat latihan di sudut kecil Stadion Andi Mattalatta itu hanya berlantai semen yang dicor seadanya. Tetes dan tempias akan menerpa pojok sempit tersebut setiap hujan mengguyur. Beberapa lampu neon yang berjejer di langit-langitnya tak pernah mendapat tenaga listrik. Jika latihan berlangsung hingga malam hari, Erwin Abdullah terpaksa memompa lampu petromaks tuanya. Cahayanya sudah cukup untuk membedakan bentuk dan beban peralatan studio.

Di sanalah Rahmat menghabiskan masa-masa remajanya. Digembleng ayah-ibunya yang sama-sama mantan lifter setelah mereka tahu sang putra ternyata tertarik dengan angkat besi.

Di ruangan pengap tanpa air conditioner itu. Dengan alat-alat angkat besi yang dari dentingannya saja sudah terdengar tua. Yang dibeli dengan menyisihkan sebagian pendapatan Erwin sebagai pegawai PT Pos Indonesia. ”Sejak awal, kami tak pernah mendapat dukungan,” ujar Erwin kepada FAJAR.

Namun, keterbatasan itu tak pernah melunturkan semangat Erwin menggembleng Rahmat dan dua rekannya sesama lifter pemula. Ketika Rahmat hendak mengikuti kejuaraan perdana, ayah-ibunya kembali harus memutar otak. ”Ya sudah, akhirnya saya dan ibunya Rahmat patungan,” kenang Erwin.

Meski Rahmat sudah mulai menunjukkan prestasi, dalam persiapan menuju PON 2016 pun angkat besi tak menjadi cabang olahraga (cabor) prioritas KONI Sulawesi Selatan (Sulsel). Ingatan Erwin kembali saat Rahmat berjuang mempersiapkan diri tampil di ajang PON 2016. Cabor angkat besi tak menjadi prioritas ataupun cabor unggulan dalam proyeksi perebutan medali Sulsel kala itu. Dipandang sebelah mata.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X