Sumber Pencemaran di Sungai Kedang Pahu Belum Diketahui

- Sabtu, 31 Juli 2021 | 11:30 WIB
Sungai Kedang Pahu tercemar.
Sungai Kedang Pahu tercemar.

Penelusuran dugaan tercemarnya air Sungai Kedang Pahu belum membuahkan hasil signifikan. Namun, ada potensi tercemarnya anak Sungai Mahakam itu disebabkan aktivitas di beberapa titik alur Sungai Kedang Pahu. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Barat (Kubar) terus mendalami.

 

SENDAWAR–Wakil Bupati (Wabup) Kubar Edyanto Arkan memerintahkan DLH untuk melakukan penelusuran secara menyeluruh penyebab keruhnya air Sungai Kedang Pahu, untuk memastikan penyebabnya.

Penelusuran telah dilakukan DLH sejak 28 Juli 2021. Penelusuran dimulai dari Kecamatan Muara Pahu sampai hulu persimpangan Sungai Nyahing, Kecamatan Damai. “Hasilnya, kondisi airnya masih bersih dan jernih,” kata Wabup Edyanto Arkan.

Namun, karena kondisi sudah malam, penelusuran pun dihentikan dan dilanjutkan pada 29 Juli 2021 untuk mencari sumber pencemaran tersebut. Menurut dia, pemerintah akan segera menangani, menindak, mengingatkan kepada pihak yang sebagai sumber pencemaran tersebut.

-

MASIH DITELUSURI: Wabup Edyanto Arkan (kiri) bersama Kepala DLH Kubar Ali Sadikin berdiskusi mengenai dugaan tercemarnya air Sungai Kedang Pahu.

 

Karena itu, tim DLH harus mendapatkan kepastian sumber pencemarannya. Yaitu dengan teknik-teknik pada bagian hulu sungai yang masih jernih dan pada bagian sungai mana airnya sudah tercemar.

“Di situlah nanti dapat diketahui sumber pencemaran secara jelas. Setelah diketahui dengan jelas, barulah kita berikan peringatan dan sanksi sesuai ketentuan,” tegasnya.

Yang jelas, tegas dia, pemerintah tidak boleh mengira-ngira. Harus ada kejelasan darimana sumber pencemaran itu.  Hasilnya segera akan dilakukan. Pertama, secara fisik dilihat, fisik itu akan kelihatan keruh.

“Kalau dilihat lagi secara kimianya, menggunakan laboratorium. Kalau keruh itu, dilihat sumbernya dan apa yang dibawanya,” ujarnya.

Ia mencontohkan, keruh karena tanah. Apa sebab tanah itu. Bisa saja, karena settling pond yang tidak berfungsi baik atau bagaimana tidak difungsikan. “Jika menimbulkan erosi, harus dilakukan adanya bendungan agar bisa menahan erosi supaya tidak terjadi,” ujarnya. (rud/kri/k8)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X