Ketika Wawali Bontang Punya Pilihan Jadi Senator, Bertahan atau Terima Tawaran

- Jumat, 30 Juli 2021 | 11:33 WIB
Najirah (kanan) dan Wali Kota Bontang, Basri
Najirah (kanan) dan Wali Kota Bontang, Basri

Bukan urusan mudah mengambil keputusan penting, untuk memilih sebuah jabatan politik yang juga penting.

 

BONTANG – Wakil Wali Kota Bontang Najirah dihadapkan dua pilihan. Apakah tetap pada posisi sekarang, atau menerima slot anggota DPD RI menggantikan kursi Muhammad Idris, senator asal Kaltim yang meninggal dunia pekan lalu.

Bahkan, ia mengaku telah dihubungi oleh staf ahli Ketua DPD La Nyalla Mahmud Mattalitti, beberapa hari lalu. Maksud komunikasi itu ialah untuk menanyakan sikap politik yang dipilih. “Belum bisa saya komentar terkait itu. Saya harus meminta petunjuk melalui salat Istikharah terlebih dahulu,” kata Najirah kepada Kaltim Post.

Diketahui, ia sebelumnya mencalonkan diri di bursa DPD-RI pada Pemilu 2019 silam. Istri almarhum Adi Dharma ini mendulang 69.298 dukungan dan duduk di peringkat enam, di bawah suara yang diperoleh Muhammad Idris, yakni 73.252 suara.

Almarhum Muhammad Idris bisa menjadi anggota DPD sendiri setelah menggantikan posisi Awang Ferdian Hidayat yang berada di capaian tertinggi dengan 345.682 suara. Awang Ferdian memilih untuk maju sebagai calon kepala daerah Kutim pada Pilkada 2020 lalu.

Sementara, di urutan kedua ditempati oleh Mahyuddin dengan 147.483 suara. Disusul Aji Mirni Mawarni dan Zainal Arifin di posisi selanjutnya. Nah, andai Najirah bersedia melepas jabatan wakil wali kota dan memilih anggota DPD, maka ada dua kandidat yang punya peluang kuat untuk menjadi wakil wali kota Bontang. Pertama adalah anak Najirah sendiri, yakni Ferza Agustia.

Saat dikonfirmasi, Ferza belum bisa memberikan keterangan lebih rinci sehubungan kabar tersebut. “Pada intinya, saya serahkan kepada mekanisme partai pengusung yakni PDI Perjuangan,” ucapnya.

Kandidat lainnya, yakni Ketua DPC PDI Perjuangan Bontang Maming. Senada, ia belum bisa memberikan tanggapan. Pasalnya, belum ada petunjuk yang diberikan di tingkat DPP partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut. “Kalau terkait itu, saya no comment dulu,” tegas Maming.

Pastinya, mengenai PAW itu ada mekanisme yang berlaku. Diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. Bahkan, ia baru mendengar kabar calon pengganti itu dari awak media. “Di partai belum ada pembahasan. Saya baru mendengar dari media massa,” sebutnya.

Sementara, Wali Kota Bontang Basri Rase juga enggan berkomentar. Ia tidak mau ikut campur karena menjadi ranah internal PDI Perjuangan. “Itu urusannya internal mereka (PDI Perjuangan),” terangnya.

Sebelumnya, Basri-Najirah berhasil dinyatakan menjadi pemenang Pilkada Bontang 2020. Berdasarkan rekapan penghitungan suara yang dilakukan KPU Bontang, pasangan ini memperoleh 45.164 suara. Sementara, pasangan Neni-Joni memperoleh 40.792 suara. Selisihnya 4.372 suara. (*/ak/ind/k15)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X