SAMARINDA - Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Pemkesra) Setprov Kaltim M Jauhar Efendi, yang juga Ketua Pelaksana Satgas Pemenuhan Kebutuhan Oksigen di Kaltim menyebut saat ini di Benua Etam masih terjadi defisit setiap harinya pada kisaran 12-15 ton.
Meski begitu, untuk kebutuhan rumah sakit tapi sudah disuplai oleh PT Samator Kaltim yang ada di Kutai Kartanegara dan Bontang dengan kemampuan produksi setiap harinya sekitar 40,3 ton.
"Per Selasa 27 Juli 2021, estimasi ketersediaan oksigen cair di Kaltim cukup untuk 2 hari, tabung kecil 1m3 (2 hari), tabung sedang 2m3 (2 hari) dan tabung besar 6m3 (1 hari). Stok oksigen ini masih rawan ketika terjadi lonjakan kasus terkonfirmasi," kata Jauhar pada vicon dengan pemerintah pusat.
Jauhar menjelaskan ada dua hal yang menjadi persoalan mendasar terkait pasokan oksigen di Kaltim. Pertama, jumlah tabung oksigen yang masih kurang dari kapasitas dan kemampuan produksi oksigen.
Sebagai contoh, lanjut dia, PT Surya Biru Murni yang mempunyai kapasitas produksi 28 ton oksigen per hari, tetapi kemampuan produksi hanya 10 ton/hari, karena salah satu penyebabnya tabung yang tidak tersedia.
"Kendalanya karena tabung harus diimpor. Untuk memenuhi pasokan tabung oksigen, dari PT Pupuk Kaltim dan Pertamina Hulu Mahakam sudah meminjamkan tabung oksigen, tetapi masih kurang," jelas Jauhar.
Persoalan kedua, kurangnya bahan baku untuk produksi oksigen. Oleh karena itu, diharapkan segera ada solusi. Apalagi saat ini jumlah kasus covid-19 di Kaltim masih terus meningkat. (nyc)