Kasus Mulai Turun, Satgas Tetap Antisipasi

- Kamis, 29 Juli 2021 | 10:31 WIB
ANTISIPASI: Kadis Kesehatan dan P2KB Mahulu drg Agustinus Teguh Santoso saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (27/7). JODY KRISTIANTO/KP
ANTISIPASI: Kadis Kesehatan dan P2KB Mahulu drg Agustinus Teguh Santoso saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (27/7). JODY KRISTIANTO/KP

UJOH BILANG – Gelombang kedua serangan Covid-19 memberikan dampak besar bagi Mahulu, hingga Minggu kemarin penambahan kasus mencapai puncaknya. Pertambahan kasus positif mencapai angka 101 konfirmasi, tapi antisipasi penambahan jumlah ini telah dilakukan Satgas Penanganan Covid-19 jauh-jauh hari.

Salah satu antisipasi berupa penambahan daya tampung pasien, yakni pemilihan tempat perawatan jika terjadi lonjakan lagi. Sementara untuk di ibu kota Mahulu saat ini disediakan Rumah Sakit Gerbang Sehat Mahulu (GSM), Unit 2 Covid Center, dan Bumi Perkemahan (buper).

Kadis Kesehatan dan P2KB Mahulu drg Agustinus Teguh Santoso mengatakan, meskipun terjadi lonjakan beberapa waktu terakhir, kapasitas tampung pasien Covid-19 saat ini masih dalam kategori aman. Beberapa faskes seperti Covid Center, RS GSM, buper, dioptimalkan hingga masih ada sisa beberapa bed.

“Saat ini daya tampung sudah agak lumayan. Dengan adanya Covid Center, ada penambahan 51 bed. Sementara RS GSM ada 15 bed ditambah rumah karantina yang bisa digunakan pasien Covid-19 juga ada 21 bed. Buper ini membantu pasien bergejala ringan dengan jumlah 54 kamar. Modelnya bangsalan bisa ditempati tiga orang bila asalnya sama atau satu keluarga,” sebut Teguh.

Selain itu, disediakan tempat baru yang saat ini sudah diamini Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh yaitu bangunan sekolah yakni SMP 4 di Long Bagun dan SMP 5 di Long Melaham. Keputusan itu dibuat karena saat itu terjadi lonjakan kasus.

“Ini bertujuan untuk mem-back up buper, jika overload tentu harus cari tempat, sehingga kami mencari tempat karantina tambahan,” imbuhnya.

Pemilihan tempat tersebut melalui konsultasi dengan bupati dan survei beberapa tempat khususnya bangunan milik pemda. Alternatif yang didapat adalah sekolah, dengan pertimbangan tatap muka belum dilaksanakan.

“Apalagi gelombang kedua ini, sebarannya juga mengenai anak-anak, maka sistem pembelajaran kita online atau daring dulu. Dan kemarin kami juga sudah komunikasi dengan Diknas untuk penggunaan dua bangunan itu,” kata Teguh.

Dia bersyukur karena dalam dua minggu perawatan pasien terjadi penurunan kasus, sedangkan kesembuhan mengalami kenaikan.

“Syukur ada penurunan kasus, meski belum signifikan tetapi setidaknya dari lonjakan itu mulai bisa ditekan. Dalam minggu ini sudah ada sekitar 40-an pasien sembuh, ruangan penuh juga berkurang. Kita harapkan mulai reda, kayaknya dalam minggu ini sudah banyak yang melewati masa 14 hari, jadi harapannya akan semakin menurun,” tutupnya. (*/sya/adv/dwi/k16)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X