SAMARINDA- Konsep smart tourism bakal dijadikan solusi untuk mengembangkan kawasan wisata di Kaltim. Tujuannya agar area-area wisata yang dikembangkan dapat menjadi pariwisata yang berkelanjutan. Adapun beberapa kerangka kerja di dalamnya meliputi smart accessibility, smart available packages, smart ads, smart activities, dan smart attraction.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kaltim Muhammad Faisal mengatakan, untuk mengimplementasikan smart tourism dibutuhkan pengembangan infrastruktur komunikasi yang baik. Konektivitas infrastruktur telekomunikasi menjadi hal yang paling penting untuk dibangun terlebih dahulu.
“Problem utamanya masih banyak jaringan infrastruktur komunikasi yang belum bagus dan konektivitasnya belum terhubung dengan baik. Paling penting ini dulu, karena Kaltim wilayahnya luas sekali dan jumlah penduduknya sedikit,” jelasnya, Selasa (27/7).
Seperti wisata virtual memerlukan infrastruktur komunikasi yang baik. Sedangkan di Kaltim masih terdapat daerah-daerah yang belum terjangkau oleh infrastruktur telekomunikasi, atau yang biasa dikenal dengan blank spot. Secara infrastruktur masih terdapat keterbatasan seperti terdapat daerah blank spot dan belum mendapat jaringan PLN, sebagai hal yang sangat krusial.
Saat ini pihaknya baru melakukan rekapitulasi terhadap daerah yang masih blank spot, dengan total keseluruhan sekitar 27,18 persen, yang tersebar di 10 kabupaten dan kota. “Jadi kita minta data kepada masing-masing daerah, kemudian dirangkum menjadi satu sehingga total keseluruhannya sekitar 27,18 persen daerah yang masih blank spot,” katanya.
Untuk blank spot, itu ada tiga yang harus dikenal masyarakat, yaitu karena jaringan kabel (IndiHome, fiber optic), kemudian seluler (triG), dan melalui jaringan satelit, di mana ini memungkinkan untuk dilakukan di Provinsi Kaltim, untuk mengatasi permasalahan blank spot. “Kita terus berupaya melakukan pembangunan di bidang telekomunikasi di Kaltim, terutama di daerah blank spot,” terangnya.
Sehingga diperlukan perbaikan infrastruktur komunikasi, agar manfaat smart tourism bisa dirasakan semua masyarakat yang daerahnya memiliki potensi pariwisata. Manfaat daripada implementasi konsep smart tourism antara lain; didapatkannya insight dari lapangan secara real time guna meningkatkan kualitas pelayanan kawasan wisata layaknya layanan berstandar internasional.
Juga bisa melakukan pemantauan kinerja pelayanan secara real time. Ada kemudahan pengelolaan wisata dan pemetaan wisatawan, meningkatkan serta menjaga citra kawasan wisata, hingga meningkatkan daya tarik kawasan wisata. “Saat ini, terdapat beberapa daerah di Kaltim yang berproses dalam implementasi smart tourism, contohnya Samarinda,” pungkasnya. (ctr/ndu/k15)