SYDNEY- Habis aksi massa terbitlah denda. Nasib itulah yang dialami oleh ratusan penduduk Sydney, New South Wales (NSW), Australia yang berdemonstrasi pada Sabtu (24/7). Aparat keamanan menyisir media sosial, rekaman dan kamera yang terpasang di tubuh petugas kepolisian yang bertugas menjaga saat aksi massa berlangsung. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi wajah setiap pengunjuk rasa.
Massa dianggap telah melanggar perintah untuk tinggal di rumah. Sudah lima pekan ini Sydney dan beberapa wilayah lainnya dikuntara. Hingga Minggu (25/7) polisi telah mengeluarkan 510 surat denda dan setidaknya 57 orang telah didakwa atas aksi yang melanggar protokol kesehatan tersebut.
’’Sydney ternyata tidak kebal dari orang-orang bodoh,’’ sebut Menteri Kepolisian dan Layanan Darurat NSW David Elliott seperti dikutip The Guardian.
Massa yang turun ke jalan itu menolak lockdown yang diberlakukan di sebagian wilayah Australia. Mereka merasa seperti dipenjara. Aksi serupa juga terjadi di Melbourne, Victoria. Komandan Uji Covid-19 Victoria Jeroen Weimar menyebut massa sebagai minoritas yang sedang tantrum. Pemimpin Victoria Daniel Andrews menegaskan bahwa massa yang melakukan aksi itu egois. “Tidak ada vaksin untuk keegoisan,” tegasnya.
Aksi massa disinyalir justru bakal memperpanjang lockdown. Sebab ada peluang terjadinya penularan dan klaster baru. Sebab, ratusan warga itu berkumpul tanpa menjaga jarak dan tak bermasker.
PM Australia Scott Morrison menegaskan bahwa untuk saat ini tidak ada alternatif lain kecuali lockdown untuk mengontrol penularan Covid-19. Total ada 32 ribuan kasus di Australia dan 918 kematian. Itu termasuk rendah dibandingkan negara-negara sekitarnya, termasuk Indonesia.
Di sisi lain, angka vaksinasi di Australia masih rendah. Hal itu yang membuat pemerintah memilih opsi untuk lockdown. Gelombang penularan memang naik tajam sejak adanya varian Delta. Di NSW saja saat ini ada 2.081 kasus yang terkait dengan varian asal India tersebut. Sebanyak 43 orang masih dirawat di ICU. Kemarin ada 141 kasus baru dan 2 kematian di NSW. Salah satu korban meninggal adalah perempuan 30an tahun.
’’Jika ada yang berfikir bahwa penyakit ini hanya menjangkiti orang tua, pikir sekali lagi,’’ tegas Perdana Menteri (PM) NSW Gladys Berejiklian. (sha/bay)