Dampak Perubahan Iklim Makin Kentara, Banjir dan Badai Melanda di Sejumlah Negara

- Selasa, 27 Juli 2021 | 11:33 WIB
Di India, hujan lebat sejak Kamis (22/7) mengakibatkan banjir bandang di Negara Bagian Maharashtra dan sekitarnya pada Sabtu (24/7).
Di India, hujan lebat sejak Kamis (22/7) mengakibatkan banjir bandang di Negara Bagian Maharashtra dan sekitarnya pada Sabtu (24/7).

NEW DELHI– Banjir bandang serempak melanda dunia. Setelah beberapa negara di wilayah Eropa Barat dan Tiongkok, kini giliran India dan Filipina yang jadi korban. Perubahan iklim, badai, dan faktor lingkungan menjadi pemicunya.

Di India, hujan lebat sejak Kamis (22/7) mengakibatkan banjir bandang di Negara Bagian Maharashtra dan sekitarnya pada Sabtu (24/7). Hingga Minggu (25/7), sebanyak 127 penduduk meninggal. Jumlah korban bisa terus bertambah karena puluhan orang masih hilang dan dalam proses pencarian.

Departemen meteorologi memperingatkan bahwa hujan lebat masih akan turun beberapa hari ke depan. Artinya, debit air banjir yang mulai surut akan kembali naik. Sejatinya banjir dan longsor pada musim hujan di India adalah hal biasa. Namun, para pakar meyakini, perubahan iklim membuat frekuensi dan intensitas banjir meningkat.

’’Ada peningkatan curah hujan ekstrem tiga kali lipat yang meluas,’’ ujar Roxy Mathew Koll, pakar perubahan iklim di Indian Institute of Tropical Meteorology. Dia mengungkapkan, ini adalah curah hujan tertinggi sejak 1950.

Koll melanjutkan, perubahan iklim memanaskan Laut Arab. Suhu air yang lebih tinggi membuat udara di atas lebih hangat dan menahan lebih banyak kelembapan. Hal itu memicu curah hujan yang lebih ekstrem.

Jumat (23/7), dilaporkan curah hujan mencapai 594 milimeter. Tertinggi sejak dimulainya pencatatan curah hujan seabad yang lalu. ’’Faktanya, apa yang terjadi di Eropa, Tiongkok, dan seluruh dunia serupa dengan apa yang terjadi di India,’’ terang Koll, seperti dikutip Agence France-Presse.

Sebanyak 150 ribu warga telah dievakuasi. Mahad adalah kota yang terdampak paling parah. Luapan Sungai Savitri membuat kota itu tak bisa diakses lewat darat. Penduduk harus naik ke atap rumah atau lantai 2 untuk menghindari luapan air. Proses penyelamatan melibatkan militer angkatan darat, laut, dan udara. ’’Kami akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa penduduk dan properti yang ada,’’ ucap Kepala Menteri Maharashtra Uddhav Thackeray kepada Al Jazeera.

Di Tiongkok, imbas banjir di Henan yang merenggut 63 nyawa belum usai. Kemarin pemerintah pusat mengirimkan bantuan air dan makanan ke tempat penampungan sementara di Stadion Xinxiang. Lima orang dilaporkan hilang dan 8.876 rumah hancur. Dampak ekonomi langsung akibat banjir di Henan mencapai CNY 13,9 miliar atau setara Rp 31,08 triliun.

Di Shanghai, semua penerbangan dan kereta api dibatalkan sejak kemarin pagi. Sekolah, pasar, dan tempat-tempat lain ditutup. Badai In-fa tengah melewati kota tersebut. In-fa mendarat di Distrik Putuo sekitar pukul 12.30 dengan kecepatan 15 kilometer per jam. Angin yang dibawa In-fa memiliki kekuatan 137 kilometer per jam.

In-fa lebih dulu menyapu Filipina. Mengakibatkan banjir di Manila dan sekitarnya. Dua orang dilaporkan tewas dan sekitar 15 ribu orang dievakuasi. Pemerintah pusat khawatir tempat-tempat penampungan pengungsi akan menjadi klaster penularan Covid-19. Pemerintah Filipina masih berjuang mengendalikan angka penularan yang terus naik.

’’Situasi ini terlalu sulit ditangani jika tidak ada solusi permanen untuk banjir. Apalagi, sekarang ada ancaman dari varian Delta Covid-19,’’ tegas Wali Kota Marikina Marcelino Teodoro, seperti dikutip The Guardian. Dia menambahkan, pembalakan liar di pegunungan dan pendangkalan Sungai Marikina menjadi penyebab utama banjir yang terus terjadi di kota tersebut.

Sementara itu, banjir di Jerman yang terjadi pertengahan Juli lalu masih menyisakan duka. Sebanyak 158 orang dinyatakan hilang. Kecil kemungkinan mereka bakal ditemukan. Total korban jiwa yang sudah ditemukan mencapai 205 orang. (sha/c18/bay)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X