Selama Zahra disembunyikan, dia mengaku tak pernah disakiti. Tapi ketika dia menangis ketakutan, ada perempuan yang menutup mulutnya.
RIANI RAHAYU, Balikpapan
MARITZA Adiba Zahra atau akrab disapa Zahra, langsung lari ke dalam rumah ketika Kaltim Post tiba kediamannya pada Jumat (23/7). Pagi itu, Zahra sedang bermain di teras rumahnya. Jalan Baitul Makmur, Gang Anthorium II, RT 30, Kelurahan Manggar, Balikpapan Timur. Zahra bermain ditemani kakeknya, Sutrisno. Setelah duduk dan berbincang dengan Sutrisno, beberapa saat kemudian Zahra keluar. Itupun setelah dipanggil sang kakek.
Kata Sutrisno, cucunya itu hanya malu-malu. Sutrisno menuturkan, setelah peristiwa penculikan, kondisi Zahra semakin membaik. Zahra pun mulai terbuka menceritakan kejadian yang diingatnya. Kepada Kaltim Post, anak yang baru berusia lima tahun itu mengatakan, “om jahat”. Kalimat itu ditujukan kepada laki-laki yang menculiknya pada 28 Juni. Laki-laki itu, membawa kabur Zahra selama satu pekan. Zahra menuturkan, orang yang membawanya pada 28 Juni dan yang mengembalikannya pada 6 Juli lalu, adalah orang yang sama.
Ketika diculik, Zahra mengaku dibawa oleh laki-laki itu ke sebuah rumah berwarna putih. Di tempat itu, Zahra menyebut jika ada seorang perempuan di sana. “Ada ibu-ibu,” ucapnya. Selama di rumah itu, Zahra tidak pernah diizinkan ke luar rumah. Sesekali dia menangis, hanya saja tak diindahkan. Beruntung, selama di rumah itu, dia mengaku tak pernah disakiti. Baik oleh si laki-laki itu maupun ibu-ibu yang disebutnya tadi. Tapi ketika dia menangis, terkadang perempuan itu menutup mulutnya. Selama di rumah itu, Zahra mengaku tak pernah ke mana-mana.
Dirinya baru bisa keluar dari rumah itu, ketika laki-laki tadi memboncengnya pada 6 Juli subuh. Dia ditinggal sendirian di dekat Musala Al Barokah, Perumahan Mentari Daksa, RT 7, Prona III, Kecamatan Balikpapan Selatan. Selebihnya, Zahra tak banyak berkata-kata.
Setelah Zahra kembali dan berkumpul dengan keluarga, Sutrisno menuturkan, mereka harus ekstra menjaga dan mengembalikan kondisi Zahra agar pulih dari trauma.
Pernah beberapa waktu lalu, saat Sutrisno mengajak Zahra jalan-jalan melewati Stadion Batakan, Zahra langsung histeris dan meminta pulang. Dia curiga, ada kenangan lain di ingatan cucunya saat diculik. “Dia (Zahra) teriak, ayo pulang papa, ayo,” kata Sutrisno menirukan ucapan cucunya itu. Menurut Sutrisno, dirinya tak pernah bermasalah dengan siapa pun. Karena itu, dia tak curiga kepada sosok tertentu dalam peristiwa penculikan ini. Itu karena memang dirinya tak terlibat urusan apapun dengan orang lain.
“Jadi memang cucu saya ini diculik, tepat setelah keluar dari rumah ini,” tuturnya.
Saat ini, yang menjadi fokus keluarganya, pihak kepolisian terbuka mengenai kasus yang terjadi pada cucunya. Sejak terduga pelaku penculikan ditangkap polisi pada 14 Juli lalu di perbatasan Samarinda-Kukar, belum ada keterangan apapun yang diterima pihak keluarga Zahra. “Saya hanya meminta polisi terbuka dan menyampaikan bagaimana hasil penyelidikan. Itu hak kami, selaku keluarga korban. Sebab, kami ini mendapat informasi dari luar saja. Katanya pelaku ditangkap, pelaku terpapar Covid-19 dan isolasi. Tapi sejauh ini, tidak ada sama sekali konfirmasi dari pihak kepolisian kepada keluarga. Padahal itu penting dan itu wajib disampaikan dari pihak polisi kepada keluarga,” ungkapnya.
Saat dikonfirmasi pekan lalu, Kasat Reskrim Polresta Balikpapan Kompol Rengga Puspo Saputro mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan. “Nanti hasil unsur penyelidikannya diberikan kepada keluarga korban. Tapi tahu kok, keluarga korban sudah tahu,” katanya. Rengga menegaskan, proses hukum akan tetap berlanjut sebagaimana mestinya. “Ini memang menunda pemeriksaan, tetapi prosesnya tetap berlanjut karena dari identifikasi itu, antara baju yang dikenakan pelaku dengan keterangan dari pelaku sendiri sempat (ditanyakan) dan mengaku memang dia yang menculik,” terang dia.
Diketahui, setelah terduga pelaku penculikan ditangkap pada 14 Juli, Polresta Balikpapan melakukan pemeriksaan swab di RS Bhayangkara Balikpapan. Hasilnya, terduga pelaku penculikan dinyatakan terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi.